Dahulu tradisi bulan Ramadhan sangatlah menyenangkan juga meriah. Momen membangunkan sahur merupakan hal yang paling di tunggu bagi sebagian masyarakat dan anak-anak muda.
Ketika media ini menemui Rayunk Djagad Pimpinan/Pembina IPTD BYAZ SURYA DJAGAD di padepokan beliau menceritakan masa kecilnya, ketika masa-masa di bulan Ramadhan.”Rasa persaudaraan di masa itu sangatlah erat kompak dan anak-anak muda dahulu memeriahkan Ramadhan dengan berkumpul di Langgar (mushola),”Jelasnya.
Sambil menyalakan rokok dan meminum kopi, Ahli pengobatan alternatif inimelanjutkan ceritanya “Dahulu Bangunan Langgar tidak seindah sekarang. Di bangun secara sederhana tanpa keramik. Gentengnya ada yang bocor ketika hujan. Dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu). Dulu Langgar lebih banyak kegiatannya di bandingkan dengan sekarang. Baik kegiatan yang diadakan oleh kelompok orang yang lebih tua ataupun anak-anak kecil. Kegiatan dari golongan tua, mengadakan tadarusan (membaca) Al-Qur'an dengan aturan Estafet. Ketika Si pembaca Al-Qur'an dalam satu kelompok telah lelah, maka akan segera di gantikan oleh salah satu teman yang lain dalam kelompok tersebut untuk melanjutkan membacanya. Kemudian begitu seterusnya.
Sedang untuk anak-anak di masa itu, sebagian besar hanya berkumpul, bermain, bercanda ria bersama. Suasana kerukunan dalam pertemanan yang terjalin benar - benar terasa hangat.
Ketika malam semakin larut dan mata mulai mengantuk, sebagian biasanya segera pulang. Tetapi banyak juga yang sengaja atau sudah berniat dari awal untuk tidur di Langgar. Sebagian besar sudah membawa perbekalan untuk makan sahur. Ketika waktu makan sahur tiba kadang makanan ada yang kurang atau hilang terutama di lauk. Makan sahur biasanya di lakukan lebih awal karena setelah sahur tradisi membangunkan sahurpun di mulai. Dengan berkeliling desa
membawa penerang lampu obor.
Biasanya untuk membangunkan sahur menggunakan drum tempat minyak, lempengan besi juga menggunakan kentongan yang dibuat dari bambu. Suasana ramai dan semarak namun di jaman sekarang, semua itu sudah jarang di lakukan. Tergusur oleh media-media elektronika. Pasti semua kangen merindukan masa-masa kecil, yang polos indah dan penuh kenangan yang tak akan terlupakan,”Terangnya.(yit)