Suryajagad.Net - Tak bisa beli
ilmu dengan kekayaan berkata-kata dianggap membahayakan berharap sedekah keluar serapah mencari kepercayaan dianggap nista berprestasi
tak berarti apa-apa muncul dipermukaan menggangggu pemandangan berharap berkah dapat berkat .
Inilah nasib yang dialami Sugiono Warga Dusun Genengan Barat Desa
Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi mengalami nasib yang kurang beruntung.
Hampir 15 tahun harus bertahan hidup di kandang kambing bersama istri dan ke
empat anaknya.
Saat media ini bersama dengan
perwakilan Herox peduli Ngawi In Taiwan ditemani Adi Supriadi berkunjung langsung di kediamannya.
Sontak membuat bulu kudu merinding dengan mengelus dada melihat kondisi
rumahnya.
“ Astagfirullah ya Allah koq
masih ada warga Ngawi yang bertahan hidup begini,” Ungkap Putra perwakilan
Herox sambil mengelus dada dan tak kuasa meneteskan airmata.
Tambahnya, 15 tahun bertahan
hidup dengan tinggal di rumah yang sangat tidak layak huni,dengan ukuran lebar
2,5 meter panjang 3 meter serta tinggi rumah kurang dari 2 meter dengan dinding
ala kadarnya bila hujan tampias untuk masak,tidur jadi satu dengan kambing,subhanaallaah,”jelasnya.
Sementara itu Sudarminah istri
dari Sugiono menuturkan bahwasanya selama ini belum ada dinas terkait yang
mengulurkan bantuannya.
“ Sampai saat ini belum ada
bantuan untuk kami, bagaimanapun kami harus berusaha sendiri untuk bertahan
hidup untuk menghidupi ke 4 anak kami yang masih kecil-kecil, yang nomer satu
alhamdulillaah sudah kelas 3 SD bernama Sri Pujiastuti, nomer dua Dewi Lestari,
terus Muhamad Marzuki yang terakhir Lina Lestari,” Ungkapnya dengan mengusap
airmata.
Ditambahkan, Bapaknya anak-anak
bekerja hanya jadi kuli penggali batu,penghasilannyapun tidak cukup untuk kami
makan berenam,sering kami sebagai orang tua harus mengalah untuk tidak
makan,kalau malam gelap gulita,anak-anak sering ngajak nonton TV di tetangga tapi sangat jauh, terima kasih ya pak sudah mau datang bersilaturahmi ke gubuk kami yaa
maaf beginilah keadaan kami,sampaikan rasa terima kasih kami untuk
saudara-sauadara Herox peduli Ngawi In Taiwan semoga Allah selalu memberkati
kerjanya,” ujar Sudarminah sambil menangis tersedu.
Mungkin kita pernah bertanya ”Mengapa
nasib seseorang berbeda-beda”. Nasib orang memang berbeda-beda. Justru dengan
perbedaan itu seharusnya kita banyak bersyukur. Dengan perbedaan dunia semakin
berwarna. JANGAN pernah menyesali karena kita berbeda nasib. Sebaliknya, jadikan
perbedaan nasib itu sebagai semangat untuk mencapai kemaslahatan bersama.(Byaz)
SILAHKAN LIHAT TAYANGAN LIVE KONDISI KEADAAN RUMAH TINGGAL WARGA NGAWI YANG SANGAT TIDAK LAYAK HUNI KLIK DI SINI