Suryajagad.Net - Membahagiakan
sekali ketika di bulan Ramadhan kaum Muslimin berlomba-lomba melakukan
kebaikan. Tempat-tempat maksiat ditutup. Masjid dan mushola pun membludak
dibanjiri orang yang sholat berjama’ah.
Indah
sekali memang nuansa imani di bulan Ramadhan. Sampai para artis yang tadinya
selalu buka aurat tiba-tiba tampil berjilbab dengan hadirnya bulan Ramadhan
(walaupun jilbab mereka masih jauh dari tuntunan Islam). Yang jelas kedatangan
Ramadhan benar-benar membawa berkah bagi semua.
Namun
ironis sekali. Begitu Ramadhan berlalu tampak redup dan padam pula nuansa
keimanan itu. Tempat-tempat maksiat mulai dibuka lagi besar-besaran. Masjid dan
mushola mulai ditinggalkan menuju tempat hiburan. Seringkali kita dapati
seorang yang rajin sekali sholat malam dan membaca al-Qur’an ketika Ramadhan.
Namun
sayang sekali ia tinggalkan amalannya dengan bergulirnya bulan Ramadhan. Di
bulan puasa banyak sekali orang taubat dari rokok, tabarruj dan zina. Akan
tetapi ia kembali lagi berbuat dosa bahkan lebih parah dari sebelumnya yaitu
berbuat syirik pada Allah.
Iman
apakah seperti ini?Islam apakah seperti ini?! Tidak lain semua ini adalah
bermain-main dengan agama Allah. Begitu juga merupakan kedustaan dan kenifakan
terhadap agama Allah. Bukankah Rabb yang kita ibadahi di bulan Ramadhan Dialah
Rabb yang kita sembah di luar Ramadhan pula?
Kita
adalah hamba Allah, bukan hamba Ramadhan. Ya, hamba Alloh yang memerintahkan
agar kita senantiasa (tsabat) dan (istiqomah) di setiap amalan kita baik
Ramadhan ataupun di luar Ramadhan.
Saudaraku
tercinta…bukankah Allah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia. “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekalikah kalian mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.” (QS ALI IMRON (3): 102).
Semoga
Allah menjadikan kita orang bertakwa yang menjadi hamba Allah sejati yang
senantiasa beribadah kepada-Nya, baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya. (Sumber )