Suryajagad.Net – Pasca dikeluarkan kebijakan regulasi pembatasan penjualan bahan bakar jenis solar bersubsidi mulai (01/08/2014) di wilayah Jakarta Pusat, ternyata belum semua kalangan menerimanya. Bahkan sebagian masyarakat menilai kebijakan tersebuat tidak efektif untuk melakukan penghematan bahan bakar jenis solar.
Imbasnya antrian panjang terjadi hampir disemua SPBU se Kabupaten Ngawi dan SPBU wilayah Karesidenan Madiun. Antrian didominasi para Petani yang membawa jligen untuk mengairi tanaman padi mereka yang baru usia 35 hari.
“ Sudah dua jam saya antri namun
belum juga dapat , menurut yang sudah dapat pembelian dijatah 30 liter, padahal
itu belum mencukupi untuk mengairi tanaman padi,” ujar Suroso (06/08/2014)
Penjualan
solar bersubsidi diberlakukan dari pukul 08.00 hingga
18.00 WIB dan dari pukul 18.00 hingga pukul 08.00 WIB bahan bakar jenis solar akan di jual dengan
harga NON subsidi
“ Semestinya Pemerintah langsung
saja menaikan harga solar tidak perlu banyak kebijakan baru, asalkan kenaikan
dilakukan secara bertahap jangan spontan seperti kenaikan BBM 2013 lalu. Kalau
begini rakyat kecil terutama para petani menjadi panik harus antri berjam-jam ,”
ungkap Roviana yang ikut antrian BBM jenis solar di SPBU Karangasri Ngawi.
Sementara itu dari pantauan media Suryajagad.net Rabu (06/08/2014) hampir diseluruh SPBU yang berada di wilayah Ngawi dipenuhi antrian dan menginjak pukul 16.00 WIB ada sebagian SPBU yang memasang tulisan SOLAR HABIS. Menurut keterangan dari petugas SPBU , setok bahan bakar minyak jenis solar dibatasi. (Byaz)
Sementara itu dari pantauan media Suryajagad.net Rabu (06/08/2014) hampir diseluruh SPBU yang berada di wilayah Ngawi dipenuhi antrian dan menginjak pukul 16.00 WIB ada sebagian SPBU yang memasang tulisan SOLAR HABIS. Menurut keterangan dari petugas SPBU , setok bahan bakar minyak jenis solar dibatasi. (Byaz)