Suryajagad.Net - Terdapat banyak ayat
berkaitan dengan alam dan sains di dalam Alquran yang baru diketahui rahasia
kebenarannya pada saat ini. Termasuk bintang-bintang, matahari, planet, dan
benda-benda langit lainya.
Ketika bicara ilmu pengetahuan, Islam menganjurkan umatnya untuk mendalami Alquran. Sebab di dalamnya terdapat banyak kebenaran ilmiah yang baru terungkap di zaman modern. Kitab suci umat Muslim itu memuat begitu banyak keajaiban alam semesta, yang hanya bisa diketahui oleh Allah, Sang Pencipta.
Teori Big Bang
mengatakan bahwa alam semesta dimulai sebagai titik tunggal yang padat,
berukuran kecil, bertekanan tinggi, dan memiliki massa yang sangat panas.
Kemudian, dalam satu ledakan keras yang kemudian dikenal sebagai Big Bang,
terbentuklah alam semesta. Orang yang tidak beriman mungkin akan terkejut bahwa
teori Big Bang benar-benar disebutkan dalam Alquran (Surat Al Anbiyya Ayat 30
dan 33).
Keajaiban lainnya
tentang alam semesta yang diceritakan dalam Alquran berabad-abad lalu, namun
baru bisa ditemukan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 adalah sifat alam semesta
yang terus membesar dan mengembang. Hubble mencatat bahwa galaksi di luar Bima
Sakti semua bergerak menjauhi kita. Semakin jauh jarak sebuah galaksi dari
Bumi, semakin cepat proses pengembangannya.
Dalam Alquran, Allah
berfirman dalam Surat Adz Dzariat Ayat 47, “Dan langit kami bangun dengan
kekuasaan kami dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya.”
Teori tentang asal usul
dan terus mengembangnya alam semesta merupakan gagasan revolusioner. Fenomena
ini baru bisa dibuktikan oleh para ilmuwan pada akhir 1920-an namun sudah
dikenal Nabi Muhammad melalui Alquran, berabad-abad sebelum teleskop ditemukan.
Terdapat banyak ayat
berkaitan dengan alam dan sains di dalam Alquran yang baru diketahui rahasia
kebenarannya pada saat ini. Termasuk bintang-bintang yang terang, matahari,
planet, dan benda-benda langit lainnya yang sebenarnya terbentuk dari gas dan
debu.
Dalam Surat Fushilat
Ayat 11, Allah memberi tahu kepada manusia bahwa benda-benda langit itu terbuat
dari gas dan debu.
Para peneliti masih
belum tahu secara rinci bagaimana awan gas dan debu bisa membentuk bintang,
atau mengapa sebagian besar bintang-bintang terbentuk dalam kelompok, atau
bagaimana sistim planet terbentuk.
Bukti ilmiah lainnya
yang sudah disebutkan dalam Alquran adalah terbelahnya Bulan. Menurut citra
satelit modern, ada bekas retakan atau celah yang dalam di Bulan. Muslim
percaya pada keajaiban ini karena mereka diberitahu oleh Alquran, dalam Surat
Al Qamar Ayat 1.
Disebutkan, orang-orang
kafir menantang Nabi Muhammad untuk memberi mereka bukti kuat tentang Allah dan
Allah menjawabnya dengan membelah Bulan dan menyatukannya kembali tepat di
depan mata mereka.
Bekas retakan atau
belahan Bulan terlihat saat awak Apollo 10 pada tahun 1969 melakukan
penerbangan bersejarah mereka di atas permukaan Bulan sejauh 14 kilometer. Dua
bulan kemudian, Apollo 11 mendarat di Bulan dan mereka mendapatkan lebih banyak
informasi. Dari hasil investigasi, mereka mengungkapkan bahwa retakan atau
belahan itu ternyata hingga ke bagian dalam Bulan, tidak hanya di permukaannya
saja.
Apa yang menyebabkan
Bulan retak atau terbelah? Para ilmuwan masih belum menemukan jawaban pasti
tetapi Muslim percaya itu adalah bukti bahwa Bulan memang terbelah selama zaman
Nabi Muhammad masih hidup.
Terlepas dari penyebab
terbelahnya Bulan, keajaiban tersebut sudah dinyatakan dalam Alquran dan
ratusan tahun kemudian, satelit baru bisa membuktikan bahwa retakan Bulan
seperti itu ada.
Luasnya alam semesta dan
segala sesuatu yang mengambang di dalamnya tidak pernah berhenti untuk memukau
para ilmuwan, astronom, dan orang awam, tidak peduli apa latar belakang agama
mereka.
Beberapa fakta ilmiah
tentang alam semesta yang indah benar-benar membingungkan. Alam semesta tidak
mungkin terbentuk tanpa campur tangan Pencipta Yang Agung, Maha Mengetahui, Maha
Kuasa.
Kecepatan cahaya adalah
kecepatan tercepat di Bumi; cahaya begitu cepat sehingga bisa mengelilingi Bumi
14 kali perdetik. Dengan berpegang pada prinsip tersebut, bayangkan jika kita
mengukur luasnya alam semesta. Maka manusia membutuhkan waktu 13,8 miliar tahun
cahaya untuk melakukan perjalanan dari satu ujung alam semesta ke ujung yang
lain, dari awal sampai akhir. Itu hanya salah satu contoh dari kebesaran Allah.
Sumber : Dream.co.id
Editor : Byaz.