Suryajagad.Net - Menghadirkan
taman di pot memang dapat menjadi pilihan pehobi taman yang tinggal di
perkotaan dan memiliki luas pekarangan terbatas. Itulah alasan konsep
dari potscaping alias taman
pot. Dengan potscaping pehobi pun dapat menghilangkan rasa bosan terhadap satu jenis
tanaman. Pehobi juga dapat berkreasi sesuka hati lantaran pembuatan taman di
pot itu demikian mudah.
Bayangkan taman di pot
begitu gampang dibongkar-pasang sesuai keinginan pehobi. Biayanya pun relatif
murah serta mudah merawatnya. Cukup dengan memberikan pupuk slow release alias lambat diurai
dengan kandungan N tinggi untuk tipe tanaman daun dan kandungan P tinggi untuk
tanaman berbunga setiap 3 bulan, tanaman terus tampil sehat.
Sebutan potscaping memang
menunjukkan bentuk taman dalam sebuah pot atau tersusun dari berbagai pot
dengan aneka tanaman. Berdasarkan jenis tanamannya potscaping terdiri
atas tanaman annual dan perenial. Tanaman bertipe annual hanya bisa dinikmati
selama 3 bulan seperti tanaman berbunga: petunia, impatien, krisan, atau
gerbera. Penyusunan tanaman berbunga itu tanpa membongkar media sehingga cukup
menyertakan pot asal supaya tanaman tidak stres.
Pada tanaman tipe
perenial, dominan tanaman hias daun seperti aglaonema, kaktus, atau haworthia.
Tanaman perenial lebih berumur panjang hingga tahunan. Namun dalam pembuatan
taman, tanaman perenial perlu rajin direpotting alias dipindahkan ke media baru supaya kecantikannya tidak lekas
pudar . seperti dalam kutipan Bebeja.com (15/01/2014)
Beberapa syarat memilih
jenis tanaman yang dipakai dalam menyusun potscaping.
Tanaman tersebut harus adaptif dengan kondisi lingkungan supaya mudah dirawat.
Berikutnya jangan pernah menggabungkan kedua tipe tanaman tersebut karena
perawatannya berbeda. Hal lain yang penting adalah pilih tanaman yang lambat
tumbuh supaya sosok taman tidak cepat berubah. Tinggi tanaman pada saat awal
penyusunan perlu kecil, maksimal setinggi 30 cm.
Selanjutnya sebelum
membuat potscaping tentukan terlebih dahulu temanya. Harap mafhum tema akan terkait
dengan jenis tanaman dan media yang digunakan. Untuk tema taman kering,
misalnya, dapat mengunakan media sekam bakar, cocopeat, dan pasir malang,
masing-masing 1 bagian. Sementara untuk taman basah dapat memakai campuran
sekam bakar dan cocopeat dengan perbandingan 3:1. Khusus pemilihan pot,
gunakanlah pot berbentuk wadah ceper sehingga nantinya taman terlihat jelas.
Bentuk pot tetap bisa disesuaikan sesuai kebutuhan, tapi ia harus dapat menjadi
titik pusat dari taman tersebut. (Byaz)