Suryajagad.Net - Sumber rezeki sangatlah luas dan dalam. Seluas
bentangan bumi dan kedalaman samudra. Sungguh, di setiap jengkal hamparan bumi
dan laut terdapat rezeki yang bisa dikais. Permasalahannya, kerap kali manusia
lebih berorientasi menunggu rezeki daripada menjemputnya.
Lebih mementingkan selera
pribadi dalam memilih sumber rezeki ketimbang merebut kesempatan di depan mata.
Lebih mengutamakan cara yang cepat daripada berletih-letih dalam menggapainya. Liku-liku
kehidupan memang tak bisa dikalkulasi dengan hitungan. Seakan manusia telah
lalai, bahwa segala yang terhampar di jagat raya ini ada Dzat yang mengaturnya.
"Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah
sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki
burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore
hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi).
Burung selalu bangun pagi tidak ada burung yang bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu). Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan penuh optimisme, riang dan gembira tanpa ada rasa khawatir sedikitpun akan makan apa hari ini, tidak pernah khawatir akan rejeki yang pasti sudah disiapkan oleh Alloh.
Burung selalu bangun pagi tidak ada burung yang bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu). Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan penuh optimisme, riang dan gembira tanpa ada rasa khawatir sedikitpun akan makan apa hari ini, tidak pernah khawatir akan rejeki yang pasti sudah disiapkan oleh Alloh.
Bahkan di celah
persiapannya, dia sambil sibuk bernyanyi dan membangunkan manusia, seolah dia
menunjukkan kepada kita akan rizki Alloh yang selalu siap kita jemput. Seolah
ia menunjukkan kepada kita bagaimana ia bertasbih kepada Alloh, melalui
kicauannya.
Contohlah burung saat ia bangun pagi, ia selalu menyempatkan diri untuk bersyukur, memuji Alloh yang Maha Pemurah, dan bertasbih kepada Alloh melalui nyanyiannya. Kita diberi infrastruktur jauh lebih istimewa daripada burung, mari kita gunakan waktu kita untuk bangun pagi, bersyukur, bertasbih dan bermunajat kepada Alloh, seperti yang dilakukan oleh burung.
Burung berusaha berdiri, persiapan. sblm terbang Dalam usaha mencari rizki, kita juga harus melakukan “pemanasan”, persiapan fisik maupun mental, maupun fikiran guna kesempurnaan ikhtiar kita.
Burung terbang dan mengepakkan sayap melawan gravitasi bumi.
Dalam usaha mencari rizki, jarang sekali tanpa hambatan ataupun kesulitan yang kita hadapi, seperti burung saat terbang dia berusaha sekuat tenaga untuk melawan grafitasi bumi, agar tidak terjatuh.
Seperti halnya kita,
di setiap usaha ada saja penolakan, kelelahan, kesulitan, kebuntuan berfikir
yang kadang kita temui, namun yakinlah, bahwa semua itu akan membuat kita
menjadi lebih taft, lebih tangguh, lebih ahli di kemudian hari, seperti
otot-otot sayap burung, karena setiap hari melawan kuatnya gravitasi bumi, dia
akan menjadi lebih kuat dan kuat lagi, hingga jika dalam cuaca ekstrim
sekalipun, dia telah terbiasa.
Jika kita telah terbiasa dengan “ hujan badai “
sulitnya mencari rizki, maka disaat ada cuaca normal, semua kondisi wajar, kita
akan dengan mudah menaklukkan tantangan kehidupan tersebut.
Saat terbang selalu yakin dan tak pernah ragu “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)
Saat terbang selalu yakin dan tak pernah ragu “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)
Saat kita telah
berdo’a, dan bertawakkal kepada Alloh, maka jangan pernah ragukan hasilnya,
karena yakinlah, Alloh telah mempersiapkan rizki untuk kita. Burung tak pernah
ragu saat terbang, dia selalu yakin bahwa, disana ada harapan, yang telah
dipersiapkan oleh Alloh.
Terbang dgn insting, ke tempat yang rimbun dan subur. Dalam usaha mencari rizki, diperlukan “ilmu” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan ikhtiar. Jikalau burung hanya dibekali insting oleh Alloh, untuk mencari tempat-tempat yang rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang luar biasa oleh Alloh, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana tempat-tempat yang subur dan rimbun akan rizkinya Alloh
Setelah makan, dia bawa pulang sebagian rizkinya. Saat mencari rizki, jangan pernah lupakan beban amanah keluarga, anak istri yang selalu menanti hasil ikhtiar yang kita lakukan
Terbang dgn insting, ke tempat yang rimbun dan subur. Dalam usaha mencari rizki, diperlukan “ilmu” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan ikhtiar. Jikalau burung hanya dibekali insting oleh Alloh, untuk mencari tempat-tempat yang rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang luar biasa oleh Alloh, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana tempat-tempat yang subur dan rimbun akan rizkinya Alloh
Setelah makan, dia bawa pulang sebagian rizkinya. Saat mencari rizki, jangan pernah lupakan beban amanah keluarga, anak istri yang selalu menanti hasil ikhtiar yang kita lakukan
Jika
mengambil makanan, burung tidak pernah merusak. Saat mengambil makanan, burung selalu dengan cara yang
indah dan santun, tidak pernah ia melakukan perusakan dalam proses pencarian
makanan, bahkan ada beberapa jenis burung yang membantu proses pembuahan
beberapa tanaman.
Malu rasanya,
jika kita dalam proses mencari rizki kita, harus merugikan orang, harus merusak
hak-hak orang, harus menyakiti dan mengecewakan orang lain. Malu kita
yang selalu berkeluh kesah masalah rejeki. Belajar dari cara burung mengais
rejeki insya allah hidup akan penuh ridho illahi. (Byaz)