Suryajagad.Net - Meski
berjalan bertumpu dengan kedua tangan namun semangat belajarnya sangat tinggi. Junet
Andriano (14) anak Supriyanto (36) dan Bugiyati warga Dusun Nampu Desa Bringin
Ngawi yang saat ini menimba ilmu di Yayasan Ponpes Ma’rifatul ‘Ulum Bringin.
Saat team Ngawi Peduli mengunjungi
tempat Junet menimba ilmu yang kedua kalinya ( silahkan klik berita sebelumnya
) untuk mewujudkan mimpi yang selama ini diinginkan memilik penyangga kedua
kaki agar tidak membebani teman-temannya.
“Saya atas nama
perwakilan teman-teman pahlawan devisa yang berada di HongKong membelikan
penyangga kaki ( egrang ) untuk Junet dan sedikit bantuan keperluan sehari-hari,
semoga bermanfaat dan bisa sedikit meringankan beban penderitaannya,” jelas
Supriadi perwakilan Ngawi Peduli saat memberikan santunan pada hari Sabtu (20/09/2014).
Melihat kondisi bocah
usia 14 tahun tersebut memang sangat memprihatinkan, dalam kegiatan sehari-hari
mengikuti semua pelajaran di Yayasan Ma’rifatul ‘Ulum harus digendong
teman-temannya, kedua kakinya lemas dan tidak bertenaga.
Sementara itu pada hari
yang sama team Ngawi Peduli memberikan bantuan untuk janda tua hidup sebatang
kara dalam kondisi lumpuh dan tinggal di gubuk kumuh yang tidak layak untuk
ditempati. Gubuk ukuran 2 x 6 meter
dengan dinding yang separo dari bambu, lantai berdebu.
Mbah Jami ( 55) warga
Dusun Gagan Desa Kenongorejo Kecamatan Bringin ini, dalam keseharian hanya
mengharapakan bantuan dari tetangga sekitar, apalagi daerah tersebut susah air
pada musim kemarau kali ini.
“Sungguh ironis dan
menyayat hati melihat kondisi Mbah Jami ini, tempat tinggal yang sangat tidak
layak ditempati, pakaian hanya yang melekat dibadan, tidurpun beralaskan kampli
(sak), tidak ada tikar maupun bantal, dinding yang hanya separo, tidak
terbayangkan jika malam hari atau hujan,” terang Suryanto anggota Ngawi Peduli.
Imbuhnya, dengan melihat
secara langsung kondisi dari Mbah Jami ini hati teriris,pedih. Potret orang
pinggiran yang jauh dari keramaian luput dari perhatian dan kondisi sangat
memprihatinkan namun masih ada senyum dan semangat hidup. Saya harus meningkatkan
rasa syukur atas semua nikmat pemberiannya. Hidup dalam lingkungan serba
kecukupan, namun selalu mengeluh,” ungkapnya. (Byaz)
SILAHKAN TONTON LIVE POTRET ANAK NEGERI DAN WAJAH ORANG PINGGIRAN KLIK DI SINI
SILAHKAN TONTON LIVE POTRET ANAK NEGERI DAN WAJAH ORANG PINGGIRAN KLIK DI SINI