Suryajagad.Net - Burung puyuh yang asalnya tinggal di hutan dan semak-semak ini sekarang sudah menjadi komoditi usaha peternakan. Terkenal dengan kelezatan telurnya, burung puyuh semakin giat dikembangkan dalam sektor peternakan, mulai dari skala kecil, sedang, hingga besar. Permintaan pasar terhadap telur puyuh semakin meningkat dan belum terpenuhi oleh para peternak yang ada.
Harga
telur puyuh belum pernah dijual di bawah harga produksi sehingga peternak akan
selalu memperoleh untung. Menurut pengalaman peternak, daging dan kotorannya
saja sudah ada yang memesan setiap bulan. Karena itu, peternak puyuh tidak
pernah khawatir untuk memasarkan hasil produksinya.
Seperti
yang diungkapkan salah satu peternak burung puyuh Maryono (32) warga Desa
Kedung Putri Ngawi ini sudah dua tahu menekuni usaha dibidang peternakan burung
puyuh.
“Sudah
dua tahun saya menekuni usaha ini, semenjak pulang dari Taiwan berusaha
mengembangkan usaha berternak puyuh, Kapasitas produksi telur puyuh sangat
tinggi, posisi terbesar kedua setelah ayam ras petelur. Puyuh sudah dapat mulai
bertelur pada usia 45 hari dan akan terus bertelur selama sekitar 18 bulan.
Dalam satu tahun, puyuh dapat bertelur 250—300 butir per ekor. Jika sudah
mencapai ambang batas minimum produksi (apkir), puyuh dapat dijual untuk
dikonsumsi dagingnya. Masyarakat sangat menyukai daging puyuh karena teksturnya
lembut dengan rasa yang gurih dan lezat,”jelasnya (10/10/2014)
Ditambahkan,bila
ada teman-teman mantan eks TKI yang
ingin belajar berternak burung puyuh saya siap untuk berbagi pengalaman. (Byaz)