Suryajagad.Net - Beredarnya video anggota ISIS Abu
Jandal Al Yamani Al Indonesi. Di situs jejeraing Youtube berdurasi 4 menit 1
detik tersebut menantang TNI, Polri, dan Banser Nahdlatul Ulama (NU) menuai kontroversi. Banser menanggapinya dengan
menyodorkan pasukan khusus yaitu Densus 99 Asmaul Husna jika ISIS menghendaki
kekerasan dan mengganggu keutuhan NKRI.
Dalam kutipan News.Detik.com, Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser, Alfa Isnaen saat jumpa pers di kantor Pengurus Wilayah NU (PWNU), Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/12/2014). Ia mengatakan jika dalam video itu hanya bermaksud untuk menantang dengan kekerasan, Banser siap melawan.
"Kami selaku pengawal negeri, pengawal NKRI, apapun yang diminta akan (kita) siapkan. Koordinasi dengan para ulama karena pemilik mandat di Banser adalah para ulama, Kita konsolidasikan kekuatan, kita punya pasukan khusus. Densus 99 Asmaul Husna. Persoalan yg terjadi di bawah kita cover. Dengan gerakan yang masif dari densus saat ini, kita dapat info banyak sehingga kita para pimpinan ini bisa ambil sikap sesuai kapasitasnya di tempat masing-masing, " terangnya.
Densus 99 tidak ada hubungan sama sekali dengan Densus 88 Anti Teror milik Polri. Namun pasukan ini memiliki tanggung jawab yang hampir sama, yakni mencegah terorisme.
Dalam kutipan News.Detik.com, Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser, Alfa Isnaen saat jumpa pers di kantor Pengurus Wilayah NU (PWNU), Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/12/2014). Ia mengatakan jika dalam video itu hanya bermaksud untuk menantang dengan kekerasan, Banser siap melawan.
"Kami selaku pengawal negeri, pengawal NKRI, apapun yang diminta akan (kita) siapkan. Koordinasi dengan para ulama karena pemilik mandat di Banser adalah para ulama, Kita konsolidasikan kekuatan, kita punya pasukan khusus. Densus 99 Asmaul Husna. Persoalan yg terjadi di bawah kita cover. Dengan gerakan yang masif dari densus saat ini, kita dapat info banyak sehingga kita para pimpinan ini bisa ambil sikap sesuai kapasitasnya di tempat masing-masing, " terangnya.
Densus 99 tidak ada hubungan sama sekali dengan Densus 88 Anti Teror milik Polri. Namun pasukan ini memiliki tanggung jawab yang hampir sama, yakni mencegah terorisme.
Apalagi munculnya video ancaman yang diduga dari anggota ISIS bernama Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi. Ancaman itu ditujukan terhadap Polisi, TNI, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).
"Kita tidak boleh anggap enteng ya. Karena berkaitan dengan ideologi nasional. ISIS itu jaringannya luas. Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah. Saya harapkan ada koordinasi. Pemerintah dan (penegak) hukum," Ketua umum PP Muslimat Nu saat menghadiri Haul ke-5 Gus Dur di Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014) malam.
Menurut Khofifah, ISIS memiliki jaringan yang luas. Bahkan anggotanya terus bertambah dari berbagai penjuru dunia. Itu bukti bahwa ISIS cukup kuat menarik lalu mengubah ideologi seseorang, dan bukan tidak mungkin bisa mempengaruhi suatu negara. Maka itulah, pemerintah Indonesia patut mawas diri. (Byaz)