Suryajagad.Net - kehidupan Ruh terasa hidup dan
makin hidup, hidup yang lebih hidupi dengan hidupnya Ruh yang sedang berdzikir.
Dan kita bisa katakan hidup dalam Ruh yang sedang berdzikir. Dan kita bisa
lebih mengenal Ruh kita lewat dzikrullah.
“Duduklah
bersila dengan tenang posisi menghadap qiblat, taruh kedua tangan diatas lutut
posisi telapak tangan menghadap keatas. Mulailah menarik nafas dari hidung
seiring detak jantung dengan lembut lalu keluarkan nafas dengan lembut pula melalui
mulut dengan seiring detak jantung. Iringi disetiap tarikan nafas dan keluarnya
nafas sebuah bacaan Istigfar dalam hati dan fikiran,” ungkap Amin Surya Pembina
IPTD Byaz Surya Djagad dalam acara rutinan Muhasabah Nafsi,Kamis malam
(25/12/2014)
Lanjutnya, Setelah
itu dengarkan dengan qolbu-mu, samakan dengan suara qolbumu. Sampai muncul
adanya getaran. Dan rasakan getaran, kehidupan Roh terasa hidup dan makin
hidup, hidup yang lebih hidupi dengan hidupnya Roh yang sedang berdzikir. Lakukanlah
minimal dalam 1 x 24 jam 30 menit,” terangnya.
Menurutnya,otak
adalah sekumpulan aktifitas bio-elektrik yang mengaktifkan saraf yang di
pertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang membuat dia
berfungsi dengan sempurna. Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini
berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Oleh karena itu, apabila
seseorang berdzikir dengan mengulang-ngulang kalimat-kalimat Allah seperti
subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Apabila dzikir
tersebut dilakukan berulang kali, aktifitas saraf ini menjadi bartambah aktif
dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang
sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut aktif.
Dengan begitu otak menjadi aktif secara keseluruhan.
Firman Allah Ta’ala : Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di
sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya
dan hanya kepada-Nya lah mereka bersujud. (Al A’raaf 205-206)
Otak mulai
memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeda dan semakin
kreatif dan kritis. Sedang sebelum berdzkir otak tidak begini. Otak yang cerdas
secara langsung ikut mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima
kebenaran. (Byaz)