Suryajagad.Net – Panen raya telah berlangsung di sebagian wilayah
Kabupten Ngawi. Pada musim panen kali ini harga gabah kering sawah mencapai
Rp.42.200 perkilogramnya. Namun panen padi yang berlangsung hampir keseluruhan
diborong para tengkulak dari luar wilayah Ngawi dikala padi baru menguning.
Para Petani di Ngawi hanya bisa
menjadi tenaga kerjanya dengan penghasilan yang kurang maksimal tidak cukup
untuk memenuhi biaya kebutuhan hidupnya. Dalam sehari bekerja ikut memanen padi mendapatkan upah berkisar Rp.30.000
sampai dengan Rp.40.000. Ada yang lebih ironis, para tengkulak yang berasal dari wilayah Kediri,Nganjuk yang memborong
padi di wilayah Ngawi. Mereka membawa tenaga kerja sendiri dari wilayahnya dan
tanaman padi tidak dipanen ditempat. Namun dilakukan di wilayah asalnya.
Seluruh tanaman padi diangkut
tidak ada yang tersisa. Jadi para petani yang mempunyai ternak tidak kebagian
damen (batang padi). Namun tidak semua petani mengizinkan diborong dengan cara
seluruh tanaman padi dibawa serta tidak
diperbolehkan membawa tenaga kerja sendiri dari wilayahnya.
![]() |
Tengkulak Kediri Mengangkut Padi Beserta Damennya |
Seperti yang terjadi di Desa Banjaransari
Kecamatan Padas Kabupate Ngawi. Panen
telah berlangsung hampir seminggu .
Masyarakat yang mayoritas berprofesi petani tumplek blek ikut rombongan pemilik
mesin perontok padi . Dalam satu rombongan jumlah anggota yang ikut hampir
mencapai 60 orang. Itupun belum seberapa malah ada jumlah anggota rombongan
lainya mencapi 200 orang.
Menurut Purnomo (55) salah satu
pemilik mesin perontok padi asal Desa kasreman Geneng menuturkan , jumlah
anggota yang ikut dalam rombongan mesin perontok padi miliknya mencapi 60
orang.
“Hampir 60 orang yang ikut dalam
rombongan mesin blower ini, dalam sehari mampu memanen padi sampai 1 hektar lebih
luas sawahnya. Untuk rata-rata penghasilan masing-masing anggota bisa mencapai
Rp.40.000 terkadang juga hanya Rp.30.000,”tuturnya saat memanen padi, pada hari Selasa
(11/02/2015)
Sementara itu menurut Qomariah
(37) salah satu anggota yang ikut rombongan mesin perontok padi milik Purnomo
menjelaskan,berapapun hasil yang didapat
dalam sehari bekerja tidak menjadi masalah yang terpenting memperbanyak rasa
syukur.
“Kalau bicara kurang pastinya ya kurang namun harus bagaimana lagi kalau hasilnya dalam sehari segitu (Rp.40.00). Yang terpenting berusaha untuk bersyukur dan tetap bersemangat dalam bekerja untuk meringankan beban ekonomi suami,”jelasnya. (Byaz)
SILAHKAN TONTON LIVE SAAT PANEN RAYA DI NGAWI KLIK DI SINI BSDJ TV STREAMING