***BEDAH TUNTAS BUDIDAYA AGROBISNIS SEMUT RANG-RANG MSB***BERSINERGINYA GNP DENGAN MSB TEBAR KEBAHAGAIAN UNTUK ORANG PINGGIRAN***SRIKANDI GNP DIVISI HONG KONG SABET JUARA 3 DALAM LOMBA MARS KEBANGSAAN***STOP PRESS AKAN DILAKUKAN BAGI ANGGOTA DARI MEDIA ONLINE SURYAJAGAD.NET YANG TIDAK AKTIF***
Home » » Aku Bangga Menjadi Wong Ngawi (Part II)

Aku Bangga Menjadi Wong Ngawi (Part II)

Written By Byaz.As on Kamis, 19 Maret 2015 | 21.30

Suryajagad.Net – Setelah puas menikmati pemandangan di Museum Trinil dengan berjuta keelokan dan beragam nilai seni budayanya, 15 km dari Museum Trinil kearah timur anda akan dimanjakan dengan beragam kuliner yang berada di Alun-Alun Merdeka Ngawi. Alun-Alun seluas 68.310 meter persegi yang konon terbesar di pulau Jawa tersebut memiliki beragam fasilitas dan sangat tepat untuk dijadikan pilihan berwisata.

Alun-Alun Merdeka menjadi kebanggaan masyarakat Ngawi. Beberapa kali Rekor Muri pernah dipecahkan . (Baca Tari Oerk-Orek Pecahkan Rekor Muri ) Parade seni Jawa Timur 2014 juga pernah digelar dan spektakuler . (Baca Specta Night Jawa Timur 2014 )

Alun-Alun Merdeka Ngawi
Puas menikmati kuliner yang disediakn di Alun-Alun Merdeka Ngawi ,silahkan melanjutkan perjalanan menuju Benteng Van Den Bosch. Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah sebuah benteng yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha. (Baca Hunting Macro Nusantara Di Taman Labirin Benteng Pendem )

Lokasinya mudah dijangkau yakni dari Kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi +/- 1 Km arah timur laut. Letak benteng ini sangat strategis karena berada di sudut pertemuan sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.(Baca Pelangi Dumai Di Benteng Pendem )

Benteng Van Den Bosch
Pada abad 19 Ngawi menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur dan dijadikan pusat pertahanan Belanda di wilayah Madiun dan sekitarnya dalam Perang Diponegoro (1825-1830). Perlawanan melawan Belanda yang berkobar didaerah dipimpin oleh kepala daerah setempat seperti di Madiun dipimpin oleh Bupati Kerto Dirjo dan di Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo.serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama Wirotani.

Pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda. Untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi serta menguasai jalur perdagangan, Pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng yang selesai pada tahun 1845 yaitu Benteng Van Den Bosch. Benteng ini dihuni tentara Belanda 250 orang bersenjatakan bedil, 6 meriam api dan 60 orang kavaleri dipimpin oleh Johannes van den Bosch. (Baca Turis Jerman Kagumi Benteng Pendem )

Di dalam benteng ini terdapat makam K.H Muhammad Nursalim, yaitu salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh Belanda dan dibawa ke Benteng ini, konon K.H. Muhammad Nursalim adalah orang yang menyebarkan agama Islam pertama di Ngawi, dan memiliki kesaktian yang tinggi, yaitu tidak mempan ditembak. Oleh karena itu, maka dia dikubur hidup–hidup.(Byaz)
Bersambung.....
Share this article :
Comments
1 Comments

+ komentar + 1 komentar

29 November 2017 pukul 02.19

belum pernah maen ke ngawi, tapi boleh juga nihh dijadiin referensi liburan

Posting Komentar

 
Penerbit: PT CAKRA BUANA RAYA, Kep.Kemenkumham RI No: AHU-0067169.AH.01.09 TH 2009
Copyright © 2011. Byaz Surya Djagad - Inovatif Dan Kooperatif - All Rights Reserved
Template MAS TEMPLATE Website Created by BSDJ TV
Proudly powered by Byaz Surya Djagad