Suryajagad.Net – Setelah puas menikmati pemandangan di Museum
Trinil dengan berjuta keelokan dan beragam nilai seni budayanya, 15 km dari
Museum Trinil kearah timur anda akan dimanjakan dengan beragam kuliner yang
berada di Alun-Alun Merdeka Ngawi. Alun-Alun seluas 68.310 meter persegi yang
konon terbesar di pulau Jawa tersebut memiliki beragam fasilitas dan sangat
tepat untuk dijadikan pilihan berwisata.
Alun-Alun Merdeka menjadi
kebanggaan masyarakat Ngawi. Beberapa kali Rekor Muri pernah dipecahkan . (Baca Tari Oerk-Orek Pecahkan Rekor Muri
) Parade seni Jawa Timur 2014 juga pernah digelar dan spektakuler . (Baca Specta Night Jawa Timur 2014
)
![]() |
Alun-Alun Merdeka Ngawi |
Puas menikmati kuliner yang
disediakn di Alun-Alun Merdeka Ngawi ,silahkan melanjutkan perjalanan menuju
Benteng Van Den Bosch. Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng
Pendem adalah sebuah benteng yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan
Ngawi Kabupaten Ngawi. Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m
dengan luas tanah 15 Ha. (Baca Hunting Macro Nusantara Di Taman Labirin Benteng Pendem
)
Lokasinya mudah dijangkau yakni
dari Kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi +/- 1 Km arah timur laut. Letak benteng
ini sangat strategis karena berada di sudut pertemuan sungai Bengawan Solo dan Sungai
Madiun. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang
dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.(Baca Pelangi Dumai Di Benteng Pendem
)
![]() |
Benteng Van Den Bosch |
Pada abad 19 Ngawi menjadi
salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur dan
dijadikan pusat pertahanan Belanda di wilayah Madiun dan sekitarnya dalam Perang
Diponegoro (1825-1830). Perlawanan melawan Belanda yang berkobar didaerah
dipimpin oleh kepala daerah setempat seperti di Madiun dipimpin oleh
Bupati Kerto Dirjo dan di Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan
Raden Tumenggung Surodirjo.serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama
Wirotani.
Pada tahun 1825 Ngawi berhasil
direbut dan diduduki oleh Belanda. Untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi
strategis Ngawi serta menguasai jalur perdagangan, Pemerintah Hindia
Belanda membangun sebuah benteng yang selesai pada tahun 1845 yaitu Benteng Van
Den Bosch. Benteng ini dihuni tentara Belanda 250 orang bersenjatakan bedil, 6
meriam api dan 60 orang kavaleri dipimpin oleh Johannes van den Bosch.
(Baca Turis Jerman Kagumi Benteng Pendem
)
Di dalam benteng ini terdapat
makam K.H Muhammad Nursalim, yaitu salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang
ditangkap oleh Belanda dan dibawa ke Benteng ini, konon K.H. Muhammad Nursalim
adalah orang yang menyebarkan agama Islam pertama di Ngawi, dan memiliki
kesaktian yang tinggi, yaitu tidak mempan ditembak. Oleh karena itu, maka dia
dikubur hidup–hidup.(Byaz)
Bersambung.....
Bersambung.....