Suryajagad.Net - Kesejahteraan tidak saja dimaknai atas
sejahteranya pribadi seseorang dalam menjalani hidup ini, akan tetapi
kesejahteraan yang sesungguhnya adalah terlihat dalam kesejahteraan sosial.
Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk peduli terhadap sesama. Karena dalam
nilai-nilai kemanusiaan, kebahagiaan yang di dapatkan oleh manusia tidak hanya
dari sesuatu yang bersifat materi, tetapi ada yang lebih membahagiakan dari
itu, yaitu kepuasan hati.
Ada kepuasan tersendiri dalam
diri kita saat kita dapat berbagi kepada orang lain dengan memberi dari apapun
yang kita miliki. Namun, jangan sampai kepuasan hati itu membawa diri kita
terjatuh dalam lembah kesombongan. Pada titik akhirnya kita harus menyadari
dengan hati nurani yang terdalam bahwa semua yang kita miliki dan kita berikan
itu adalah titipan Allah semata, bukan sebenarnya milik kita. Maka hati kita
pun tertunduk kepada Allah dengan segala kerendahan. Kemahamuliaan Allah-lah
yang membuat kita mendapatkan balasan yang terbaik di sisi-Nya atas segala amal
shalih kita. Di situlah letak indahnya keikhlasan.
Sedekah, bukan Cuma membantu
orang lain. Lebih dari itu, sedekah adalah investasi yang hasilnya segera
kembali kepada diri sendiri berkali-kali lipat ‘dalam hitungan hari’. Sedekah
adalah zakat harta yang dibayar di muka. Sebelum harta ada dalam genggaman.
Begitu sedekah dibayarkan, pastilah akan datang balasan rezeki melalui jalan
yang tak terduga. Minimal sepuluh kali lipat dari nilai sedekahnya.
Sedekah tidak akan mengurangi
harta, tetapi sebaliknya, membuat harta kita berlipat-lipat. Karena itu,
sedekahkan harta atau benda terbaik yang kita miliki.Sedekah adalah solusi
sebagai kebuntuan spiritual dan finansial.Sedekah itu akan mengantarkann pada
perubahan. Kalau kita ingin berubah, perbanyaklah sedekah. Sedekah termasuk
salah satu ibadah luar biasa, disamping shalat malam dan istighfar.
Harta kita yang merupakan titipan
Allah, tentu kita tidak menginginkan jika ia menjadi adzab dan pembakar kita di
neraka sebagaimana diterangkan dalam surat At-Taubah ayat 34 – 35. Jika kita
menyadari bahwa harta kita itu sesungguhnya milik Allah semata, maka semestinya
kita pergunakan harta itu sesuai petunjuk Allah Ta’ala. Allah Ta’ala
mengingatkan bahwa pada harta kita itu ada hak bagi mereka yang tidak mampu,“Dan
pada harta-harta mereka terdapat hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariyat : 19).
Harta yang kita zakatkan, yang
kita infakkan atau yang kita shodaqohkan, pada hakikatnya ia bagi diri kita
sendiri, manfaatnya akan kembali kepada kita baik berupa kebaikan-kebaikan di
dunia maupun pahala surga yang Allah sediakan di Akhirat. (Byaz)