Suryajagad.Net – Gerakan Ngawi
Peduli (GNP) Terlahir dari kesederhanaan tercipta untuk kebersamaan,indahnya
saling berbagi sambut senyum mereka esuk hari. Sebuah moto sederhanana dari Lembaga
sosial yang gencar dan selalu bergerak,bergentayangan melakukan sosialisasi menumbuhkan rasa
kepedulian dan pembinaan serta pendampingan dibidang kemandirian kewirausahaan untuk orang pinggiran.
Bekerjasama dengan dengan para
BMI Hongkong dan Taiwan pada hari Rabu,(4/03/2015) menyambangi dan memberikan
santunan . Ada 4 tempat yang menjadi tujuan dalam misi sosial penyantunan GNP
pada hari tersebut.
Yayasan Yatim Piatu Bina Insani
menjadi tujuan pertama GNP untuk dikunjungi dan menyampaikan amanah dari salah
satu BMI dari Taiwan. Dalam kesempatan itu didik Setiayadi pengurus Yayasan
tersebut,mengucapkan rasa terima kasih untuk BMI dan GNP.
“Atas nama pribadi dan Yayasan
Yatim Piatu Bina Insani,mengucapkan rasa terima kasih untuk para BMI Taiwan maupun
dimanapun berada serta GNP yang telah ikut bersama-sama memikirkan dan
memberikan santunan untuk anak-anak yang berada di Yayasan ini. Semoga Allah Ta’ala
senantiasa memberikan kemudahan dibidang kerejekian dan senantiasa mendapatkan
Ridho dari Allah Ta’ala.
Seusai menyampaikan amanah dari
BMI Taiwan di Yayasan Yatim Piatu Bina Insani, team Gerakan Ngawi Peduli (GNP) melacak
keberadaan tempat tinggal Dadang Prasetyo (17) beserta adiknya Sholikin (10).
Kedua bocah yang pernah ditayangkan disalah satu stasiun televisi swasta nasional dalam program orang pinggiran
dan sampai saat ini videonya masih beredar luas di dunia maya.
Keberadaan kedua bocah Yatim
Piatu tersebut di Dusun Bulakan Desa Tempuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Setelah
diinvestigasi Dadang Prasetyo mempunyai kembaran yang bernama Dadang Santoso
setelah itu baru memilik adik yang bernama Sholikin.
Saat ini ketiga bocah Yatim Piatu
yang telah ditinggal kedua orang tuanya menghadap yang maha kuasa pada
bulan April 2014,tinggal bersama dengan Supriadi
(43) kakak keponakan yang memiliki dua orang anak. Keseharian dari Supriadi
menjadi pembeli barang bekas, untuk menopang kebutuhan ketiga ponakan dan kedua anak
serta istrinya. Dalam sehari Supriadi rata-rata mendapatkan penghasilan
Rp.30.000 terkadang mencapai Rp.50.000.
“Terima kasih atas bantuan serta
kepedulian dari GNP semoga semua amal shodaqoh ini akan bermanfat untuk kami
terlebih untuk ketiga ponakan saya ini,”ujar Supriadi.
Pada hari yang sama team Gerakan
Ngawi Peduli (GNP) seusai menyambangi dan memberikan santunan untuk ketiga anak
Yatim Piatu, mendatangi untuk kesekian kalinya , Amin Khasdulah (14) dan Satria
(7). Kedua Bocah kakak beradik yang dugaan menderita
gangguan saraf dan autis dan sementara sang kakak harus dipasung.
Dalam kesempatan itu Pariyem (40)
pengasuh Amin Khasdullah, mengucapkan terima kasih untuk Gerakan Ngawi Peduli
(GNP) atas semua perhatian yang telah diberikan untuk kedua ponakannya
“Terima kasih untuk GNP atas semua perhatian yang diberikan untuk kedua ponakan saya ini. Saya atas nama keluarga tidak bisa memberikan suguhan apapun selain ucapan rasa syukur terhadap Allah ta’ala. Dijaman sekrang ini masih ada dan menemukan penggiat sosial untuk orang-orang seperti kami. Semoga sang maha rohman melimpahkan keberkahan untuk semua team GNP dan juga untuk GNP semakin maju dalam gerakan menumbuhkan rasa kepedulian untuk sesama,”ungkapnya. (Byaz)
SILAHKAN TONTON LIVE SAAT GNP MENUMBUHKAN SENYUMAN ORANG PINGGIRAN KLIK DISINI BSDJ TV STREAMING
“Terima kasih untuk GNP atas semua perhatian yang diberikan untuk kedua ponakan saya ini. Saya atas nama keluarga tidak bisa memberikan suguhan apapun selain ucapan rasa syukur terhadap Allah ta’ala. Dijaman sekrang ini masih ada dan menemukan penggiat sosial untuk orang-orang seperti kami. Semoga sang maha rohman melimpahkan keberkahan untuk semua team GNP dan juga untuk GNP semakin maju dalam gerakan menumbuhkan rasa kepedulian untuk sesama,”ungkapnya. (Byaz)
SILAHKAN TONTON LIVE SAAT GNP MENUMBUHKAN SENYUMAN ORANG PINGGIRAN KLIK DISINI BSDJ TV STREAMING