Suryajagad.Net - Saat para
Pahlawan pejuang kemerdekaan dan rakyat saling
bersatu melawan serta mengusir penjajah penuh dengan kebersamaan dengan slogan “MERDEKA
ATAOE MATI” .Penjajah berhasil diusir
dan kemerdekaan diraih.
Namun tatkala para penjajah
berhasil hengkang dari bumi pertiwi,perjuangan belum berakhir dan muncul para
penjajah berwajah pribumi bersembunyi dibalik dasi,mereka adalah yang disebut
para korupsi. Menggerogoti uang Negara terselubung dan terorganisasi.
Genderang perang melawan para
koruptor digaungkan. Kembali lagi seakan sudah mengakar dan menjadi budaya yang
namanya korupsi susah untuk dibasmi. Rasa kepercayaan terhadap institusi pemberantas
korupsi berangsur menipis, hukum rimba
seakan kembali meraja rela.
Kecemburuan sosial
bermunculan,rakyat menjadi korban pertama dari ulah para tikus-tikus berdasi.
Menggemplang uang Negara yang seharusnya untuk kesejahteraan warganya.
Kesulitan mengurai permasalahan
korupsi di negeri ini setara dengan sulitnya mencari manusia jujur di negeri
ini. Kalau pun ada ada yang berani bicara jujur mengungkap kasus suatu korupsi,
akan banyak yang mengira orang itu tengah berbohong atau setidaknya menyimpan
agenda tersembunyi.
Korupsi memang menjadi momok bagi
semua aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang paling parah adalah
dengan maraknya budaya korupsi moral dan akhlak suatu bangsa bisa sangat rusak
karena hal tersebut sama halnya dengan mengisap darah kaum miskin dan rakyat
pada umumnya.
Semua menginginkan praktek
korupsi bisa diberantas habis sampai ke akar-akarnya. Namun sejauh ini upaya
pemberantasan korupsi sangat sulit dicapai, selalu ada saja pihak yang merasa
dirugikan dengan adanya upaya pemberantasan korupsi, mereka adalah pihak-pihak
yang selama ini diuntungkan oleh praktek korupsi.(Byaz)