***BEDAH TUNTAS BUDIDAYA AGROBISNIS SEMUT RANG-RANG MSB***BERSINERGINYA GNP DENGAN MSB TEBAR KEBAHAGAIAN UNTUK ORANG PINGGIRAN***SRIKANDI GNP DIVISI HONG KONG SABET JUARA 3 DALAM LOMBA MARS KEBANGSAAN***STOP PRESS AKAN DILAKUKAN BAGI ANGGOTA DARI MEDIA ONLINE SURYAJAGAD.NET YANG TIDAK AKTIF***
Home » » Riya’ Lebih Samar Dari Langkah Kaki Semut

Riya’ Lebih Samar Dari Langkah Kaki Semut

Written By Byaz.As on Minggu, 17 Mei 2015 | 08.00

Suryajagad.Net - Secara fitrah manusia, pastilah senang jika dirinya dipuji. Saat pujian datang dari berbagai kalangan. Berbunga-bunga, bangga, senang. Itu manusiawi. Namun hati-hatilah, jangan sampai riya’ menghiasi amal ibadah kita karena di setiap amal ibadah yang kita lakukan dituntut sebuah keikhlasan.

Niat yang ikhlas sangatlah diperlukan dalam setiap amal ibadah karena ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amal. Sebuah niat dapat mengubah amalan kecil menjadi bernilai besar dan sebaliknya, karena terbesit unsur riya’ dihati mampu mengubah amalan besar menjadi tidak bernilai sama sekali.

Riya’ adalah menampakkan ibadah dengan tujuan agar dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amal tersebut. Amalan yang dikerjakan dengan ikhlas akan mendatangkan pahala. Namun apabila amalan tercampur riya’ akan merusak pahala amalan tersebut. Bisa merusak salah satu bagiannya saja atau bahkan merusak keseluruhan dari pahala amalan tersebut.

Pernahkah kita mendengar langkah laki seekor semut, Suara langkahnya begitu samar bahkan tidak dapat kita dengar. Seperti inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kesamaran riya’. Beliau Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

“Kesyirikan itu lebih samar dari langkah kaki semut.” Lalu Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah kesyirikan itu ialah menyembah selain Allah atau berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada selain Allah?” maka beliau bersabda.”Bagaimana engkau ini. Kesyirikan pada kalian lebih samar dari langkah kaki semut.” (HR Abu Ya’la Al Maushili dalam Musnad-nya, tahqiq Irsya Al Haq Al Atsari, cetakan pertama, tahun 1408 H, Muassasah Ulum Al Qur’an, Beirut, hlm 1/61-62. dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Targhib, 1/91)

Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan ingin dipuji dan takut dicela. Hal ini menyebabkan riya’ menjadi sangat samar dan tersembunyi. Terkadang, kita merasa telah beramal ikhlas karena Allah, namun ternyata secara tak sadar kita telah terjerumus kedalam penyakit riya’.

Riya’ adalah penyakit kronis dan berbahaya. Ia membutuhkan pengobatan dan terapi serta bermujahadah (bersungguh-sungguh) supaya bisa menolak bisikan riya’, sambil tetap meminta pertolongan Allah Ta’ala untuk menolaknya.

Semoga Allah ta’ala menjadikan kita seorang mukhlishah, senantiasa berusaha untuk menjaga niat dari setiap amalan yang kita lakukan.

Sumber : Muslimah.or.id
Editor   : Byaz
Share this article :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Penerbit: PT CAKRA BUANA RAYA, Kep.Kemenkumham RI No: AHU-0067169.AH.01.09 TH 2009
Copyright © 2011. Byaz Surya Djagad - Inovatif Dan Kooperatif - All Rights Reserved
Template MAS TEMPLATE Website Created by BSDJ TV
Proudly powered by Byaz Surya Djagad