Suryajagad.Net Hongkong – Buruh Migrant Indonesia(BMI) diduga
menjadi korban pembunuhan sadis di HongKong. BMI yang diduga bernama Wiji Astutik (37) asal Bantur Malang tersebut, ditemukan seorang pejalan kaki di
trotoar Changsha Street dekat persimpangan Shangsai Street, Mong Kok, dalam kondisi tergeletak sudah tak bernyawa.
kronologis penemuan mayat yang diduga
korban pembunuhan tersebut, berawal dari seseorang pejalan kaki yang iseng menendang gulungan
kasur. Saat kasur terbuka, terlihat sosok tubuh wanita berpakaian singlet (kaos
oblong tanpa lengan) dalam keadaan mengenaskan.
Lengan kanan terdapat bekas luka semacam sabetan pisau, bagian paha lebam dan ada luka menganga di wajah. Saat pihak berwajib setempat tiba dilokasi terjadinya perkara (TKP) korban dinyatakan sudah tak bernyawa. Seperti dikutip Suryajagad.net dari Apakabaronline.com, Senin (08/06/2015) pukul 10:44 pagi waktu setempat.
Lengan kanan terdapat bekas luka semacam sabetan pisau, bagian paha lebam dan ada luka menganga di wajah. Saat pihak berwajib setempat tiba dilokasi terjadinya perkara (TKP) korban dinyatakan sudah tak bernyawa. Seperti dikutip Suryajagad.net dari Apakabaronline.com, Senin (08/06/2015) pukul 10:44 pagi waktu setempat.
Menurut keterangan dari pihak
kepolisian yang menangani dugaan pembunuhan tersebut, korban tinggal bersama
pacarnya, seorang resident HongKong.
“Korban dugaan pembunuhan
tersebut warga Negara Indonesia, bernama
Wiji (37) Korban telah tinggal di Hon Kong hampir 8 tahun. Mereka hidup di teras terbuka di sebuah apartemen tua di lantai satu. Kondisi tempat tinggal mereka nyaris seperti tempat tinggal gelandangan kumuh dan tanpa atap.,” jelas Lo
Chung-wong, pejabat Chief Inspector Unit Kriminal Kepolisian Daerah Kowloon
West.
Sementara itu menurut keterangan
beberapa saksi, pacar korban memiliki catatan kriminal atas kasus penyimpanan
narkoba. Pacarnya yang diduga pelaku itu juga sering dikejar-kejar depkolektor. Dia sering melakukan penganiayaan terhadap korban.
Dalam rilis Lensaindonesia.com, setelah berita beredar diberbagai media, adik korban yang berada di Taiwan memastikan kalau jenazah tersebut adalah kakak kandungngnya.
Dari sang adik diperoleh keterangan bahwa Almarhumah bernama Wiji Astutik dari desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Suaminya sudah lama meninggal dunia. Almarhumah memiliki seorang anak wanita bernama Rahayu Putri yang baru duduk di kelas 5 di SDN2 Bantur.
Wiji Astutik berangkat ke ke HongKong melalui jasa PJTKI Tritama Bina Karya berkantor di Malang. Informasi dari sang adik yang bekerja di Taiwan, bahwa Wiji tercatat sebagai ‘overstayer‘ yang kini memegang ‘paper’.
‘Paper’ adalah istilah, yaitu pemberian status tinggal sementara kepada warga asing yang dilindungi oleh pemerintah HongKong atas sebab-sebab tertentu dan tidak diperbolehkan bekerja karena tidak memilik visa employment atau worker, namun ia mendapat subsidi makanan dan tempat tinggal.
Sampai saat ini pihak berwajib belum mengetahui motif pembunuhan BMI tersebut dan masih melakukan proses penyelidikan secara intensif. (Byaz)
Dalam rilis Lensaindonesia.com, setelah berita beredar diberbagai media, adik korban yang berada di Taiwan memastikan kalau jenazah tersebut adalah kakak kandungngnya.
Dari sang adik diperoleh keterangan bahwa Almarhumah bernama Wiji Astutik dari desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Suaminya sudah lama meninggal dunia. Almarhumah memiliki seorang anak wanita bernama Rahayu Putri yang baru duduk di kelas 5 di SDN2 Bantur.
Wiji Astutik berangkat ke ke HongKong melalui jasa PJTKI Tritama Bina Karya berkantor di Malang. Informasi dari sang adik yang bekerja di Taiwan, bahwa Wiji tercatat sebagai ‘overstayer‘ yang kini memegang ‘paper’.
‘Paper’ adalah istilah, yaitu pemberian status tinggal sementara kepada warga asing yang dilindungi oleh pemerintah HongKong atas sebab-sebab tertentu dan tidak diperbolehkan bekerja karena tidak memilik visa employment atau worker, namun ia mendapat subsidi makanan dan tempat tinggal.
Sampai saat ini pihak berwajib belum mengetahui motif pembunuhan BMI tersebut dan masih melakukan proses penyelidikan secara intensif. (Byaz)