Suryajagad.Net - Tidak terasa puas Ramadhan menginjak hari ke 25, seperti
sebagian orang Ramadhan 10 hari terakhir banyak yang terlalu sibuk memikirkan hari raya, mudik
dan baju lebaran, malah lebih giat lagi untuk beribadah di akhir-akhir bulan
Ramadhan. Bahkan beliau sampai bersengaja meninggalkan istri-istrinya demi
konsentrasi dalam ibadah. Dan juga alasan semangat ibadah kala itu yaitu untuk
menggapai lailatul qodar.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu‘anha,
ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10
Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan
istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan
membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari
no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Beberapa faedah dari hadits di
atas:
1- Hadits di atas menunjukkan
keutamaan beramal sholih di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya
di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan
tilawah Al Qur’an.
2- Kesungguhan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam beribadah pada 10 hari terakhir Ramadhan ada dua
alasan:
a- Sepuluh hari terakhir tersebut
adalah penutup bulan Ramadhan yang diberkahi. Dan setiap amalan itu dinilai
dari akhirnya.
b- Sepuluh hari terakhir tersebut
diharapkan didapatkan malam Lailatul Qadar. Ketika ia sibuk dengan ibadah di
hari-hari terakhir tersebut, maka ia mudah mendapatkan maghfiroh atau ampunan
dari Allah Ta’ala.
3- Hadits tersebut menunjukkan
anjuran membangunkan keluarga yaitu para istri supaya mendorong mereka
melakukan shalat malam. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadhan.
4- Hadits itu juga menunjukkan
anjuran menasehati keluarga dalam kebaikan dan menjauhkan mereka dari hal-hal
tercela dan terlarang.
5- Membangunkan keluarga di sini
merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga
untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan dalam hadits yang lain.
“Semoga Allah merahmati seorang
laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan
istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga
Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat mala,
lalu ia membangungkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun
memerciki air pada wajahnya.” (HR. Abu Daud no. 1308 dan An Nasai no. 1148.
Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).
Sufyan Ats Tsauri berkata, “Aku
sangat suka pada diriku jika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk
bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam hari dengan ibadah, lalu
membangunkan keluarga untuk shalat jika mereka mampu.” (Lathoiful Ma’arif, hal.
331).
Semoga Allah memberi taufik pada
kita untuk menghidupkan hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah dan
shalat malam.
Sumber : Rumaysho.com
Editor : Byaz