Suryajagad.Net – Puasa Ramadhan
telah usai dilalui dan selama 29 hari menjalankan ibadah dibulan suci puasa Ramdahan 1436 Hijriyah,umat
muslim disibukan dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan ibadah puasa Ramadhan.
Saling berlomba-lomba hal kebaikan demi meraih keridhoaan dari Allah ta’ala.
Hari yang ditunggu seluruh umat
muslim adalah datangnya raya Idul Fitri 1 syawal 1436 hijriyah. Bagi sebagian
orang di Indonesia, khususnya umat muslim, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran
begitu sangat identik dengan tradisi mudik, halal bihalal, kesuka citaan,
hidangan kue lebaran dan lain sebagainya.
Namun apakah makna sebenarnya
dari Hari Raya Idul Fitri tersebut, Menurut Amin Surya Pembina pusat Padepokan
Byaz Surya Djagad, Makna Idul Fitri itu sendiri memiliki beberapa pengertian dan
pemaknaan dan mayoritas terabaikan.
“Hari raya Idul Fitri bisa
diartikan sebagai puncak atau klimaks dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan
Ramadhan. Idul Fitri sendiri memiliki keterkaitan makna dengan tujuan akhir
yang ingin diraih dari pelaksanaan kewajiban berpuasa.
Idul Fitri bisa berarti
Hari Raya Kesucian atau bisa juga diartikan sebagai Hari Kemenangan umat Islam.
Kemenangan disini adalah bentuk dari kemenangan dalam menggapai kesucian atau
perwujudan dari kembali kepada keadaan fitrah (Fitri),” tutur Amin Surya saat
ditemui Suryajagad.net di Padepokan Byaz Surya Djagad, Desa Banjaransari,Paas
Ngawi, Sabtu (18/07/2015).
Tambah Amin Surya, kata Idul
Fitri atau kembali kepada fitrah merupakan pengertian yang sangat relevan atau
berhubungan dengan makna sebenarnya dari keberhasilan yang diperoleh setelah
berakhirnya pelaksanaan ibadah puasa. Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran sebagai
jalan menuju kepada keadaan fitrah manusia layaknya seperti seorang bayi yang
baru dilahirkan, bersih dan tanpa dosa.
Oleh karena Idul Fitri bermakna
Hari bersuka cita, maka pada hari besar itu semua harus terbebas dari
kesedihan, kesusahan dan jangan sampai ada orang yang meminta-minta. Makna
sebenarnya dari kalimat tersebut adalah diwajibkan bagi umat muslim yang mampu
untuk membayar zakat yang berupa zakat fitrah kepada fakir miskin sebagai
bentuk dari berbagi kebahagiaan dari mereka yang tidak berpunya agar bisa
merasakan suka cita pada hari tersebut,” pungkasnya. (Byaz)