***BEDAH TUNTAS BUDIDAYA AGROBISNIS SEMUT RANG-RANG MSB***BERSINERGINYA GNP DENGAN MSB TEBAR KEBAHAGAIAN UNTUK ORANG PINGGIRAN***SRIKANDI GNP DIVISI HONG KONG SABET JUARA 3 DALAM LOMBA MARS KEBANGSAAN***STOP PRESS AKAN DILAKUKAN BAGI ANGGOTA DARI MEDIA ONLINE SURYAJAGAD.NET YANG TIDAK AKTIF***
Home » » Senantiasa Berhuznudzon Dikala Kritik Dan Celaan Mendera

Senantiasa Berhuznudzon Dikala Kritik Dan Celaan Mendera

Written By Byaz.As on Minggu, 23 Agustus 2015 | 06.04

Suryajagad.Net -  Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala diri ditimpa kritik celaan atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan iman niscaya akan mudah goyah dan resah. Selalu akan sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan. Mungkin dengan cara-cara mengorek-ngorek pula aib lawan tersebut atau mencari dalih-dalih untuk membela diri yang ternyata ujung dari perbuatan tersebut hanya akan membuat diri semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.

Orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritik celaan serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun dia tetap tegar tidak goyah sedikitpun. Namun justru menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang menimpa tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah ta’ala.

Allah tahu persis segala aib dan cela hambanya dan Dia berkenan memberitahu dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendakinya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus adakala lewat obrolan dan guyonan seorang teman bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Diapun bisa muncul melalui lisan seorang guru ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh atau siapa saja. Itu sudah menjadi kehendak Allah ta’ala.

Kenapa harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharus kita bersyukur dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.

Karena jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang shaleh ketika dihina dan dicaci sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebalik mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh diri sendiri tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yg tak menyukainya.

Ketahuilah ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik. Pertama, celaan yang disebutkan oleh orang yang mencela itu benar-benar ada pada kita, dan mencela karena bermaksud untuk menasihati kita dan merasa kasihan kepada kita. Kedua, celaan yang disebutkan oleh orang yang mencela itu benar-benar ada pada kita, namun dia mencela karena bermaksud untuk menjelek-jelekkan dan menyakiti kita dengan cara mencela kita.

Ketiga, celaan yang disebutkan oleh orang yang mencela itu ternyata tidak ada pada kita. Artinya orang yang mencela tersebut hanya mengada-ngada, yaitu menyandarkan kekurangan atau kesalahan pada kita, padahal kekurangan atau kesalahan yang disebutkan itu tidak ada pada kita.

Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita semua menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun, sekira sikap kita dalam menghadapi penuh degan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah ta'ala. Karena sesungguh kemuliaan dan keridhoannyalah yang menjadi penentu itu. Bagi kita yang berlumur dosa ini haruslah senantiasa waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan berbagai bentuk. (Byaz)
Share this article :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Penerbit: PT CAKRA BUANA RAYA, Kep.Kemenkumham RI No: AHU-0067169.AH.01.09 TH 2009
Copyright © 2011. Byaz Surya Djagad - Inovatif Dan Kooperatif - All Rights Reserved
Template MAS TEMPLATE Website Created by BSDJ TV
Proudly powered by Byaz Surya Djagad