Suryajagad.Net - Dirjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menegaskan bahwa pihaknya terus
mengerahkan tim khusus yang tergabung dalam Satuan Operasional
Arafah-Muzdalifah-Mina (ARMINA) untuk melakukan penelusuran dan
penyisiran keberadaan jamaah haji Indonesia yang dilaporkan belum kembali ke pemondokan
sejak peristiwa Mina pada Kamis (24/09/2015) lalu.
Menurutnya, pada hari pertama
terjadinya peristiwa Mina, prioritas penanganan Saudi pada evakuasi sehingga
akses yang diberikan kepada pihak luar sangat terbatas. Otoritas rumah
sakit Al-Jizr, lanjut Abdul Djamil juga mengatakan hal yang sama bahwa
prioritas mereka adalah menolong mereka yang masih mungkin bisa dirawat.
Proses identifikasi baru dibuka
setelah secara berangsur jenazah korban dikirim ke pusat pemulasaraan di
Muaishim dari berbagai rumah sakit. Tim PPIH Arab Saudi juga baru
mendapatkan akses untuk melihat jenazah pada Jumat malam (pukul 00.00) sehingga
proses identifikasi jenazah bisa dilakukan secara lebih efektif.
“Hal yang terkait dengan identifikasi belum
memperoleh perhatian maksimal, semalam ada tidak kurang 500 jenazah yang ada di
sana. Kami datang di sana dan punya akses masuk ke kamar jenazah dan membuka
peti yang sudah disiapkan dan kita dipersiapkan melakukan identifikasi,” terang
Djamil.
Namun demikian, Abdul Djamil
mengatakan bahwa proses penelusuran dan identifikasi itu tidak sederhana.
Sebab, sebagian besar jasad jamaah tidak menggunakan gelang identitas. Tas yang
selalu dibawa juga tidak melekat sehingga perlu melakukan cross
chek kepada ketua kloter atau ketua rombongan.
Menurut Djamil, hal pertama yang
dilakukan dalam proses identifikasi adalah mencermati foto-foto jenazah yang
pada malam itu jumlahnya mencapai sekitar 500 foto. Pengamatan dilakukan pada
factor eksternal seperi penampakan wajah yang khas Indonesia, serta ada
atau tidaknya slayer atau kain ihram dengan tulisan Indonesia.
“Jadi sekecil apapun klue yang
bisa kita peroleh, instrument yang bisa kita terapkan kita jadikan sebagai
pintu masuk untuk penggalian lebih lanjut. Ini yang tidak bisa dilakukan
sembarangan karena menyangkut data akurasi mengenai seseorang. Itu yang memang
memerlukan waktu Jika tidak ada, maka kita perlu corsschek kepada ketua
kloter dan itu dilakukan misalnya untuk mengidentifikasi seserorang yang tidak
ada tandanya baik gelang, nomor kloter, maupun paspor,” terangnya.
Dari hasil koordinasi dan
penelusuran awalsetelah mendapatkan akses masuk Muashim, Abdul Djamil
menyampaikan bahwa sampai dengan Sabtu (26/09/2015) pukul 04.00 pagi,
telah mendapatkan informasi terkait 14 orang korban wafat yang semuanya sudah
diketahui identitasnya.
Mereka adalah Hamid Atwi Tarji
Rofia (SUB 48/B1467965), Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar (BTH 14/A2708446),
Abdul Karim Sumarmi Idris (SUB 48/B1023417), Abdul Halim bin Ali Satina (SUB 48/A4514455),
Eti Kusmiati Idit Supriadi (, kloter JKS 61 nomor paspor B0932959;
Nani Unah Ratnani (JKS 61/B0745299), Mohammad Yuhan Suprianto (JKS 61/A5737138),
Koko Koswara Oyong Suwaryo (JKS 61/B0732931)
Adryansyah Idris Usman (BTH 14/A3826040),
Dede Kurniasih Sulaeman (JKS 61/B0745305), Dadang Barmara Memed (JKS 61/B0214365),
Yahman Mistan Meslan (UPG10/B0693120), Ratna Abdul Gani Muhammad (BDJ 1/A0912791),
dan Susimah Slamet Abdullah (SOC 62/B0874968).
Kepala Daker Makkah Arsyad
Hidayat kembali merilis jamaah haji yang sudah teridentifikasi wafat pada
peristiwa Mina yang terjadi Kamis (24/09/2015) lalu. Adapun kelima
jamaah wafat tersebut adalah sebagai berikut:
1.Nero Sahi Astro,
(Kloter SUB 48/ No Paspor B1225386); 2. Rochmani Pawiroredjo
Karsodikromo (SUB 61/B1045049) 3. Siti Muanifah Zainudin Sahlan (SUB 61/B1469941) 4. Rasno Asyidik Kardan (JKS 61/B0745304) 5. Sri Prabandari
Markani (SOC 62/B0875692).
Jumlah korban cedera dan dirawat
di rumah sakit Arab Saudi masih sama dengan informasi sebelumnya, yaitu
sebanyak 6 orang yang mengalami cedera dan masih dirawat di RSAS, yaitu:
1. Zulaiha Alam dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1306305 saat
ini dirawat di RSAS Jizrul Mina; 2. Ubaid bin Komaruddin dari kloter JKS 61
dengan nomor paspor B0745300 saat ini dirawat di RSASJizrul Mina.
3. Ending bin Rukanda dari kloter JKS 61
dengan nomor paspor B0745297 saat ini dirawat di RSAS Jizrul Mina; 4.
Arninda Idris dari kloter BTH 14 dengan nomor paspor B1307797 saat
ini dirawat di RSAS King Abdullah.
5. Fadillah Nurdin dari kloter BTH 14
dengan nomor paspor B1306258 saat ini dirawat Klinik 107 Makkah; dan 6. Yusniar
Abdul Malik dari kloter MES 7 dengan nomor paspor B1060451 saat ini
dirawat di RSAS King Fahd Angkatan Bersenjata di Jeddah.
Ditanya soal kondisi keenam
jamaah ini, Arsyad Hidayat menjelaskan bahwa di antara mereka ada yang terluka
karena terinjak, luka karena terdesak dari samping, juga karena adanya dorongan
dari belakang. “Sampai saat ini mereka masih dirawat, mudah-mudahan bisa segera
kembali ke kloter masing-masing,” jelas Arsyad.
Ditambahkan Arsyad bahwa
sampai dengan pagi hari ini, jumlah jamaah haji yang dilaporkan belum
kembali, telah berkurang dari yang semula dilaporkan sebanyak 112 orang menjadi
99 orang dengan rincian sebagai berikut: 10 orang dari BTH 14,
17 orang dari SUB 48, 57 orang dari JKS 61, 8 orang
dari UPG 10, dan 7 orang dari SOC 62.
Selain itu, tim Panitia
Penyeleggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga telah mengidentifikasi jamaah
haji dari Warga Negara Indonesia (WNI yang mukim di Arab Saudi, yang
menjadi korban meninggal dunia dalam peristiwa Mina. Ketiga WNI mukimin
tersebut adalah Akhmad Jamhuri bin Hisyam, nomor iqomah 2362046928, Wartoyo
Usman Kalib, nomor iqomah 2389005337, dan Asdinur Sanuri Hamzah nomor iqomah
2381436951.
“Nomor iqamah adalah nomor identitas
bagi WNI yang tinggal di Arab Saudi yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Arab Saudi. Ketiganya tercatat bekerja di Perusahaan Bin Ladin, Update
data akan senantiasa kami sampaikan dalam waktu sesegera mungkin ” tutur
Arsyad.
Tim PPIH, menurut Arsyad,
terus bekerja mencari informasi terkait jamaah yang belum kembali ke
pemondokan dengan menyisir rumah sakit Arab Saudi dan mengidentifikasi jenazah
para korban yang ada di tempat pemulasaraan Al Mu’ashim, Makkah.
Sumber : Kemenag.go.id
Editor : Byaz