Suryajagad.Net – Kemarau panjang melanda hampir 6 bulan di wilayah
Kabupaten Ngawi dan wilayah lainya di Indonesia. Namun tidak menyurutkan para
petani untuk menggarap sawah dengan menanami palawija dan sebagian menanam
padi. Meskipun pembengkakan biaya tetap dilakukan, karena sawah mereka menjadi
sumber mata pencaharian.
Diawal bulan Oktober 2015
sebagian wilayah di Kabupaten Ngawi sedang panen raya. Namun banyak para petani
mengeluhkan harga gabah kering sawah yang cenderung tidak sesuai dengan yang
diharapakan. Namun berapapun nominal harga gabah kering sawah para petani tetap
menjualnya. Dikarenakan hampir semua pembiayan mereka dapatkan dari pinjaman
dan perjanjian pembayaran disaat panen tiba.
“Berapapun hasil yang didapat
panen kali ini bagi kami patut untuk disyukuri. Bila kami harus merinci antara
pengeluaran dan pendapatan memang tidak sesuai, namun apa yang dapat kami
lakukan, ketentuan harga pasar dari para tengkulak sudah ditetapkan. Untuk
panen kali ini harga gabah kering sawah Rp. 4.500/Kg dan dalam ¼ Hektar sawah,
Alhamdulillaah mendapatkan hampir 1,5 Ton kotor,” terang Katno Petani asal Desa
Kersoharjo, Geneng, Ngawi saat ditemui Suryajagad.net, Senin (06/10/2015)
Lebih meningkatkan rasa syukur kata Katno (57) dan narimo ing pandum (menerima sebuah pemberian) dari Allah Ta’ala. Masih banyak wilayah-wilayah lain yang mengalami nasib kurang beruntung hingga gagal panen. Yang utama bagi kami masih diberi kesehatan dan dapat melunasi semua pinjaman serta kedepan masih bisa menanam lagi sudah cukup,”pungkasnya. (Byaz)