Suryajagad.Net - Direktur Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi
Energi (EBTKE), Rida Mulyana menyatakan, bahwa program mandatori Bahan Bakar
Nabati (BBN) yang saat ini sedang dijalankan pemerintah memberi manfaat yang
besar bagi Pemerintah, pengusaha hingga petani sawit.
Kementerian ESDM terus melakukan upaya pengaturan terhadap pengusahaan BBN melalui penyediaan insentif harga BBN yang menarik dan dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi ekonomi nasional.
Program mandatori BBN terbukti dapat menghemat devisa negara, dengan tidak mengimpor solar hingga bulan akhir Desember tahun ini terjadi penghematan sekitar USD 360 juta dan diprediksi tahun depan akan terdapat penghematan sebesar USD 1,9 milyar, ujar Rida Mulyana seperti dalam rilis Suryajagad.net dari Esdm.go.id, Jumat (09/10/2015).
Mandatori BBN juga dijelaskan Rida, membawa keuntungan bagi industri sawit sendiri dan pemerintah dalam penghematan devisa dan penguatan rupiah. Harga CPO naik dan itu sudah diapresiasi oleh pengusaha sawit. Program mandatori BBN sudah mampu mendongkrak harga CPO sampai USD 600 per ton dari sebelumnya USD 200 per ton.
Kementerian ESDM terus melakukan upaya pengaturan terhadap pengusahaan BBN melalui penyediaan insentif harga BBN yang menarik dan dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi ekonomi nasional.
Program mandatori BBN terbukti dapat menghemat devisa negara, dengan tidak mengimpor solar hingga bulan akhir Desember tahun ini terjadi penghematan sekitar USD 360 juta dan diprediksi tahun depan akan terdapat penghematan sebesar USD 1,9 milyar, ujar Rida Mulyana seperti dalam rilis Suryajagad.net dari Esdm.go.id, Jumat (09/10/2015).
Mandatori BBN juga dijelaskan Rida, membawa keuntungan bagi industri sawit sendiri dan pemerintah dalam penghematan devisa dan penguatan rupiah. Harga CPO naik dan itu sudah diapresiasi oleh pengusaha sawit. Program mandatori BBN sudah mampu mendongkrak harga CPO sampai USD 600 per ton dari sebelumnya USD 200 per ton.
“Mandatori ini, kembali menggairahkan petani sawit, karena kalau
saja harga sawit hingga menyentuh level USD 450, itu mungkin sekian juta petani
itu harus meninggalkan kebunnya dan itu artinya, mereka tidak punya penghasilan
lagi, artinya apa, tingkat kemiskinan akan naik,” jelas Rida.
“Dampak mandatori biodiesel itu bener-bener luar biasa impactnya terhadap penguatan rupiah, pencegahan orang supaya tidak nganggur, paling tidak stabilitas bagi petani, begitupun bagi industri kepala sawitnya,” tegas Rida.
Rida juga menambahkan, jika harga CPO-nya naik dan kebanyakan dari CPO kita diekspor maka dengan sendirinya aliran devisa akan makin deras masuk kedalam. Jadi mandatori itu membawa double impact bukan hanya bagi petani sawit.
Sumber : Esdm.go.id
Editor : Byaz“Dampak mandatori biodiesel itu bener-bener luar biasa impactnya terhadap penguatan rupiah, pencegahan orang supaya tidak nganggur, paling tidak stabilitas bagi petani, begitupun bagi industri kepala sawitnya,” tegas Rida.
Rida juga menambahkan, jika harga CPO-nya naik dan kebanyakan dari CPO kita diekspor maka dengan sendirinya aliran devisa akan makin deras masuk kedalam. Jadi mandatori itu membawa double impact bukan hanya bagi petani sawit.
Sumber : Esdm.go.id