Suryajagad.Net – Setelah sekian lama kemarau panjang melanda hampir
di semua wilayah Indonesia. Tidak terkecuali wilayah Kabupaten Ngawi dan
menyebabkan sebagian wilayah bumi Orek-Orek tersebut mengalami kekeringan.
Namun semenjak beberapa hari terakhir diawal bulan Nopember 2015 wilayah Ngawi
diguyur hujan yang cukup lebat. Sabtu sore (06/11/2015)
Turunnya hujan diberbagai wilayah
Indonesia yang tak terkecuali Wilayah Kabupaten Ngawi . Membuat heboh pengguna
media sosial. Rasa haru, bahagia diluapkan dengan memasang photo profil maupun update status suasana hujan yang mengguyur wilayahnya.
“Alhamdulilllah Ya Allah hujan
engkau turunkan, Subhanallaah terima kasih Ya Robb atas semua nikmatmu ini. Ya
Allah ampunilah segala kesalahan dan dosaku sesungguhnya tidak ada yang
mengampuni dosa kecuali Engkau,” tulis
Rara Rengganis salah satu pengguna jejaring sosial Facebook.
Sementara itu hujan yang mengguyur wilayah Ngawi yang
mayoritas warganya berprofesi Petani. Melakukan sujud syukur dan memohon ampunan
serta keberkahan akan turunnya hujan
tersebut.
“Ya Allah, limpahkanlah kepadaku
rejeki yang halal, thoyyib, barakah dengan turunnya hujan kali ini. Rejeki yang
banyak dan mencukupi. Bukan rejeki yang haram dan syubhat. Bukan rejeki yang
menjauhkanku dari kebaikan. Namun juga bukan rejeki yang sedikit, yang tidak
mencukupi keperluan hidupku. Limpahkan rejeki yang banyak, yang membuatku bisa
mencukupi semua keperluan hidupku dan keluargaku. Yang membuatku bisa
memberikan bantuan kepada siapapun yang memerlukan,” Doa Amin Surya saat
memimpin doa bersama dengan keluarga besar Padepokan Byaz Surya Djagad
Banjaransari. Sabtu Sore (06/11/2015)
Aroma segar ketika hujan turun
setelah sekian lama kemarau yang panjang. Kebanyakan orang tentu akan merasakan
aroma udara yang khas setelah kemarau panjang dan hujan pertama kalinya turun.
Hujan yang pertama turun ini begitu menyejukkan dan menyegarkan. Ada beberapa
penyebab yang menjadikan udara setelah hujan pertama kalinya ini muncul, diantaranya
adalah aktivitas bakteri Actinomycetes, jenis bakteri filamentous, yang tumbuh
di tanah ketika kondisi lembab dan hangat.
Saat musim kemarau dimana banyak
tanah yang kering, bakteri ini tidak bereproduksi sehingga membentuk spora.
Saat hujan turun, air hujan yang jatuh ke tanah akan menyebabkan spora ini
terbang ke udara. Spora dengan ukuran mikroskopis ini beterbangan hingga
tertahan beberapa saat di udara dan membentuk aerosol bersama uap air yang
melimpah. Ketika kita bernafas, spora-spora yang sangat kecil ini masuk ke
dalam pernafasan dan terciumlah aroma yang khas (MA).
Spora akan basah terlempar ke
udara saat hujan turun. Spora ini berfungsi seperti penyegar udara dan sama
sekali tidak berbahaya bagi manusia. Aroma yang ditimbulkan oleh spora inilah
yang dihirup seolah-olah menjadi aroma air hujan. Biasanya hujan pertama
setelah musim kemarau akan menimbulkan aroma yang sangat khas, tajam, dan
menenangkan. (Byaz)