Suryajagad.Net – Gerakan Ngawi
Peduli dipengujung tahun 2015, menyambangi dan mengajak makan siang bersama
anak-anak Yayasan Yatim Piatu Bina Insani Ngawi. Kebersamaan dan senyum mereka
mengembang, saat Komunitas penggiat sosial “Gerakan Ngawi Peduli” datang.
Minggu (06/12/2015)
Di dalam QS. Al-Maun ayat 1-7 di
atas menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian yang khusus terhadap anak
yatim dan orang miskin. Sebagai ajaran samawi yang sempurna, agama Islam selalu
mengajak kepada umat manusia untuk beramal dan bersedekah kepada orang-orang
miskin yang kurang beruntung di sekitar kita. Hal ini sekaligus menyiratkan
bahwa kita sebagai umat Islam diharuskan menjadi orang yang kaya agar dapat
bersedekah semaksimal mungkin.
Di antara sifat orang yang
mendustakan hari pembalasan adalah tidak punya kasih sayang pada anak yatim dan
orang miskin. Masih ada sifat lainnya yang disebutkan dalam surat Al Maa’uun.
“Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang
berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al
Maa’uun: 1-7).
Anak yatim adalah yang ditinggal
mati orang tuanya sebelum ia baligh (dewasa). Dialah yang patut dikasihi karena
mereka tidak lagi memiliki orang tua yang mengasihinya. Akan tetapi yang
disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang menghardik anak yatim. Yaitu ketika
yatim tersebut datang, mereka menolaknya dengan sekeras-kerasnya atau
meremehkannya.
Mendorong untuk tidak mengasihi
yang lain, di antaranya fakir miskin. Padahal fakir dan miskin sangat butuh
pada makanan. Orang yang disebutkan dalam ayat ini tidak mendorong untuk
memberikan makan pada orang miskin karena hatinya memang telah keras.
Rosulullaah bersabda, bila engkau
ingin agar hati menjadi lembut dan damai dan Anda mencapai keinginanmu,
sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan seperti yang
engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang serta lembut dan
keinginanmu akan tercapai. (HR Thabrani).
Hadist tersebut memberikan
petunjuk kepada umat Islam bahwa salah satu sarana untuk menenangkan batin dan
mendamaikan hati ini adalah mendekati anak yatim, terlebih yatim piatu. Mengusap
kepala mereka dan memberinya makan minum merupakan simbol kepedulian dan
perhatian serta tanggung jawab terhadap anak yatim piatu.
Berbuat baik terhadap anak
yatim/piatu bukanlah sekadar turut membantu menyelesaikan lapar dan dahaga
sosialnya. Tetapi, di sisi lain perbuatan itu merasuk ke dalam batin,
menenteramkan hati, dan mendamaikan perasaan orang yang memberi perhatian
kepada mereka. (Byaz)
Berikut video LIVE saat doa dan makan siang bersama dengan
anak-anak yayasan yatim piatu Bian Insani Ngawi Klik disni BSDJ TV Streaming