Suryajagad.Net - Setelah
mengamati perkembangan harga minyak di pasar internasional yang terus menurun
dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah memutuskan menurunkan harga bahan
bakar minyak (BBM), khususnya jenis Premium dan Solar.
Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, dalam 3 bulan terakhir ada penurunan
harga kurs antara 18-20 persen, dan itu sejalan dengan penurunan MOPS solar
yang kurang lebih 18 persen dalam bulan-bulan terakhir.
“Ada anomali di MOPS nya premium
yaitu turun hanya 8 persen, jadi nanti dalam menerapkan harga ini memang
terlihat solar turunnya lebih signifikan dibanding dengan premium,” kata
Sudirman kepada wartawan usai sidang kabinet paripurna, di kantor Kepresidenan,
Jakarta, Rabu (23/12/2015) lalu.
Yang juga jadi pertimbangkan
adalah bahwa pemerintah ingin atau memutuskan untuk memulai memupuk yang
disebut dana ketahanan energi. Pemerintah memutuskan untuk dana ketahanan
energi itu dari premium akan dipungut Rp 200 per liter, kemudian dari solar
akan dipungut Rp 300 per liter.
Dengan pertimbangan-pertimbangan
itu, menurut Menteri ESDM, sudah dihitung bahwa harga keekonomian premium
yang semula Rp 7300 per liter pada tahap hitungan sekarang ini menjadi Rp 6950,
itu harga keekonomian. Namun dengan tambahan dana ketahanan energi sebesar Rp
200, maka nanti harga baru premium menjadi Rp 7150 per liter.
“Jadi dari Rp 7300 menjadi Rp
7150, dengan itu kita menyimpan Rp 200 rupaiah per liter untuk memupuk dana
ketahanan energi yang diarahkan untuk membangun energi terbarukan kita,” kata
Sudirman.
Adapun harga solar yang semula Rp
6700, harga ketahanannya Rp300, jadi harga keekonomian barunya Rp5650, tapi
kemudian kita tambahkan dengan Rp300 per liter sehingga harga barunya
menjadi Rp 5950 per liter. “Turun Rp 800, kemudian premiumnya turun Rp 150,”
jelas Sudirman.
Harga baru ini, lanjut Menteri
ESDM, berlaku mulai tanggal 5 Januari 2016. Mengapa 5 Januari, karena
perhitungannya 1 Januari. “Tetapi kita ingin memberi waktu kepada distributor
dan para SPBU dan para pengecer untuk menghabiskan stok dengan harga lama
sehingga tidak mengalami kerugian. Tapi kita juga memberi kesempatan kepada
Pertamina untuk melakukan persiapan-persiapan penataan sistem dan sebagainya,”
pungkas Sudirman.
Sumber : Setkab.go.id
Editor : Byaz