Suryajagad.Net - Semua orang pasti menginginkan keharmonisan dalam
berkeluarga dan semua itu tentunya menjadi impian bagi setiap orang,
keharmonisan dalam berkeluarga tidak hanya tercipta pada hubungan suami dan
istri melainkan juga bagi semua anggota keluarga. Semua orang pasti pernah
mengalami konflik dalam berkeluarga termasuk kakak dan adik, tidak sedikit
orang yang mengalami konflik antara kakak dan adik seperti saling mencela,
bertengkar, bahkan ada yang saling meyakiti.
Mungkin tidak sedikit dari orangtua yang merasa bingung menyikapinya atau malah
tidak jarang salah mengambil sikap dalam menyelesaikan konflik yang terjadi. Membiarkan
konflik berlarut-larut akan membawa dampak buruk tidak hanya bagi perkembangan
kepribadian anak (menjadi pencemburu, egois, iri dan dengki), tapi
juga akan menjadi ancaman bagi keharmonisan dan keutuhan rumah tangga itu
sendiri. Satu di antaranya mungkin tidak betah berlama-lama tinggal di
rumah. Jika sudah demikian, lingkungan pergaulan akan menjadi ’rumah
kedua’ bagi mereka.
Membicarakan realita Sebuah
ikatan jalinan keluarga yang tak luntur tergerus jaman yang semakin
kian menghilangkan nilai kekeluargaannya. Disaat melihat kerenggangan jalinan ikatan Keluarga
sebenarnya mendapatkan motivasi yang sebetulnya menusuk hati lantaran
mengetahui kenyataan . Figur Kakak tak hanya sebuah panggilan tua untuk
sebuah keluarga, Kakak tak hanya sebuah sosok yang hanya ada namun
tidak memiliki keberadaan.
Figur seorang kakak,
bagaimana kita melihatnya dari sudut pandang pribadi masing masing. Kakak adalah
tanggung Jawab, Kakak adalah Panutan, Kakak adalah Motivasi, Kakak adalah
Figur untuk adik- adiknya. Seringnya kita cenderung menyalahkan dan memvonis
bahwasanya oranr tua telah gagal mendidik ank-anaknya. Bahkan karena merasa
dilahirkan lebih dulu bersifat arogan, merasa apa yang dilakukan selalu benar.
Sebuah pandangan yang salah bila
itu ada dibenak kita sebagai seorang kakak. Apa gunanya sebuah keberhasilan
ataupun kesuksesan apabila adik-adik kita tidak bisa turut berhasil. Dan lebih
ironis sering kita berpandangan sebuah keberhasilan yang diperoleh atas kerja
keras sendiri tanpa melibatkan keluarga.
Jangan Biarkan Diri kita berlarut dalam keegoisan itu samahalnya kita telah gagal. Baik Gagal Atas Diri kita sendiri ataupun gagal Atas Orang lain di bawah tanggungan kita. Hidup adalah tanggung jawab yang harus di emban dan dilakukan dengan sebaik baiknya. Karena kita akan bahagia bukan karena hal baik datang pada kita tapi hal baik datang pada orang orang yang kita Sayangi. Buatlah nyaman dan merasa terlindungi adik-adik kita. Terus belajar menjadi figur seorang kakak yang mampu menjadi panutan adik-adiknya. (Byaz)
Jangan Biarkan Diri kita berlarut dalam keegoisan itu samahalnya kita telah gagal. Baik Gagal Atas Diri kita sendiri ataupun gagal Atas Orang lain di bawah tanggungan kita. Hidup adalah tanggung jawab yang harus di emban dan dilakukan dengan sebaik baiknya. Karena kita akan bahagia bukan karena hal baik datang pada kita tapi hal baik datang pada orang orang yang kita Sayangi. Buatlah nyaman dan merasa terlindungi adik-adik kita. Terus belajar menjadi figur seorang kakak yang mampu menjadi panutan adik-adiknya. (Byaz)