Suryajagad.Net – Komunitas penggiat sosial Gerakan Ngawi Peduli
(GNP) senantiasa bergentayangan. Berusaha untuk terus bergerilya, menyambangi
dan memberikan perhatian untuk mereka orang pinggiran yang membutuhkan. “ Terlahir
dari kesederhanaan tercipta untuk kebersamaan, indahnya saling berbagi sambut
senyum mereka esok hari “ menjadi moto dan motivasi dalam bergentayangan.
Dalam iringan rintik hujan turun
team Gerakan Ngawi Peduli (GNP), Rabu (27/01/2016) menyambangi dan memberikan
santunan untuk dua keluarga warga Desa Bendo Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi.
Mereka mengalami ujian hidup karena didera penyakit yang tak kunjung sembuh.
Dukut (50) sudah hampir 1 tahun
mengalami stroke. Dalam keseharian untuk mencukupi kebutuhan hidup bergantung
pada Lami (55) sebagai sang kakak kandung. Sedangkan Lami sendiri seorang janda
dan tidak mempunyai anak juga menderita sakit asam lambung. Tidak mempunyai
pekerjaan maupun penghasilan tetap. Sedangkan Dukut sendiri hingga usia 50 tahun
belum menikah. Dalam kondisi badan
terganggu kesehatannya, mereka hanya bergantung pada belas kasihan tetangga
untuk mencukupi kebutuhan kesehariannya.
Setelah menyambangi dan memberikan santunan untuk keluarga Dukut
dan Lami, team Gerakan Ngawi Peduli, melanjutkan misi sosial mendatangi
kediaman Mbah Suju (70) yang berlokasi satu RT dengan keluarga Dukut
bersaudara.
Mbah Suju (70) sudah hampir 8
tahun terbaring tidak berdaya. Entah penyakit apa yang mendera hingga saat ini
belum diketahui. Selam 8 tahun Mbah Suju (70) tergeletak tak mampu menggerakan
anggota badannya. Dalam kebutuhan
kesehariannya dilayani sang istri Mbah Sumi (60). Sedangkan Mbah Sumi (60) sendiri dalam usia
senjanya tidak ada yang dapat dilakukan selain hanya pasrah pada keadaan.
Kembali belas kasihan tetangga yang selalu diharapakan.
Sementara itu Amin Surya Ketua dari
Gerakan Ngawi Peduli (GNP)menghimbau dan mengajak untuk semua pihak dimanapun
berada untuk saling bergandengan tangan. Saling bergerak dan mensosialisasikan
rasa kepedulian untuk mereka yang membutuhkan dimanapun berada.
“Melihat kondisi dari kedua
keluarga dari Dukut (50) dan Mbah Suju (70) tersebut. Kita manusia sebagai
makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia
lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan,tatanan hidup,
dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan
antara satu manusia dengan manusia lainnya,” tutur Amin Surya.
Kemiskinan yang secara umum kata
Amin Surya dilukiskan sebagai kondisi ketidakberdayaan dan keterbatasan akses
sumber daya, telah memunculkan beragam pendekatan dalam mendefinisikan,
mendeskripsikan, yang lebih lanjut mempengaruhi penanganannya.
Kemiskinan merupakan permasalahan sosial multidimensional. Kemiskinan tidak bisa dilihat hanya sebagai permasalahan yang berkaitan dengan kekurangan pendapatan, yang membuat masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling dasar.
Namun lebih dari itu, kemiskinan juga harus dipandang sebagai problema hidup masyarakat miskin yang meliputi kekurangan pendapatan, keterbatasan akses terhadap sumber daya , kerentanan dan ketidakberdayaan. Bukan dari besar kecilnya nominal dalam menumbuhkan rasa kepedulian. Berapapun nilainya sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan,” pungkasnya. (Byaz)
Kemiskinan merupakan permasalahan sosial multidimensional. Kemiskinan tidak bisa dilihat hanya sebagai permasalahan yang berkaitan dengan kekurangan pendapatan, yang membuat masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling dasar.
Namun lebih dari itu, kemiskinan juga harus dipandang sebagai problema hidup masyarakat miskin yang meliputi kekurangan pendapatan, keterbatasan akses terhadap sumber daya , kerentanan dan ketidakberdayaan. Bukan dari besar kecilnya nominal dalam menumbuhkan rasa kepedulian. Berapapun nilainya sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan,” pungkasnya. (Byaz)