Suryajagad.Net - Para peternak sapi perah tidak perlu khawatir lagi
dengan bakteri dan penyakit mastisis yang diderita binatang ternaknya.
Pasalnya, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Malang binaan Kementerian
Agama berhasil menciptakan alat yang dapat membasmi bakteri sapi perah yang
terkena penyakit mastisis (Mastitis Therapeutic Technology: Innovation of Dairy
Cows Matitis Therapeutic Tool Through Electroporation Technology).
Menurut guru pembimbing siswa
MTsN 1 Malang, Lailatul Chusniah, dengan menggunakan alat ini, susu yang
dihasilkan oleh sapi akan bebas bakteri. Inovasi siswa MTsN 1 Malang ini
diganjar Medali Emas Bidang Teknologi pada Indonesian Science Project Olympiad
(ISPO) 2016 yang digelar di Semarang pada 20 – 21 Februari lalu. Seperti dalm
rilis Suryajagad.Net dari laman Kemenag.go.id, Selasa (23/02/2016)
Alat pembasmi bakteri sapi perah
ini dikreasi oleh Amelia Putri Wulandari dan Nalita Livia Chandradevi.
Menurut Lailatul Chusniah, Prof. Riri Fitri yang menjadi salah satu juri
pada ISPO 2016 itu menyatakan bahwa alat yang diciptakan Amelia dan
Nalita merupakan solusi terbaik yang bisa dilakukan karena selama ini peternak
memakai antibiotik yang bisa mengkontaminasi susu yang dihasilkan sapi.
Alat hasil kreasi siswa madrasah
ini memang sudah diuji Laboratorium di Universitas Brawijaya. Selain itu, alat
tersebut juga telah dilakukan Uji Lapangan di Peternakan Dau Malang
selama dua minggu.
“Alat ini menjadi solusi terbaik
bagi peternakan sapi dan produksi susu. Sampai-sampai pihak panitia ISPO merekomendasikan
kami untuk mengikuti lomba selanjutnya di Thailand. Prof. Riri Fitri Sari dari
Universitas Indonesia yang menjadi juri di bidang Teknologi bersedia
mendampingi kami untuk persiapan ke Thailand,” tutur Laili, panggilan akrab
Lailatul Chusniah.
Indonesian Science Project
Olympiad (ISPO) merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh Pacific
Countries Social And Economic Solidarity Association (PASIAD), sebuah
lembaga sosial dan pendidikan dari Turki. Kegiatan ISPO didukung oleh
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), dan sejumlah perguruan tinggi ternama.
Diantaranya, Universitas
Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Semarang (UNES),
dan Universitas Syiah Kuala. Tujuan dari ISPO adalah merangsang
bakat-bakat muda untuk berpikir, melakukan pengamatan, mengembangkan dan
menyelami rasa keingintahuannya yang mengarah pada suatu solusti praktis.
Menurut Laili, ada 500 laporan
penelitian yang dipamerkan dan dilombakan di ISPO 2016. Dari
jumlah itu, diambil 82 laporan untuk masing-masing 6 bidang. Laporan penelitian
siswa MTsN 1 Malang masuk dalam bidang Teknologi. Dari 82 Laporan tersebut
disaringlah menjadi 15 Finalis. Dan satu-satunya finalis dari tingkat Sekolah
Menengah Pertama adalah MTsN 1 Malang. Peserta lainnya adalah tingkat SMA.
Atas inovasi tersebut, kedua
siswi MTsN 1 Malang mendapatkan medali emas, piagam dan uang penghargaan
sebesar 2 juta rupiah. (Byaz)