Suryajagad.Net - Problem keumatan kini dan mendatang semakin
kompleks. Penyakit sosial semakin beragam, termasuk di dalamnya adalah perilaku
Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau yang dikenal dengan LGBT.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi para juru dakwah atau Da'i.
Pesan ini ditegaskan Menag Lukman
Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional ke II Ikatan
Da’i Indonesia (IKADI), di Asrama Haji Bekasi, Jumat (12/02/2016). Hadir pada
Munas yang mengangkat tema “Mengokohkan Dakwah menuju Bangsa Berkarakter Islam
Rahmatan Lil’alamin, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar
Ali, Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat Bukhori, Ketua IKADI Satori
Ismail, Wakil Walikota Bekasi, Ketua MUI Bekasi, serta jajaran
pengurus IKADI.
Menurut Menag, agama tidak
membenarkan perilaku LGBT di masyarakat. Karenanya, hal itu menjadi
tugas dan tantangan para dai dalam memberikan pencerahan kepada mereka. “Kita
harus memberikan pencerahan. Setidak-tidaknya kita bisa merangkul mereka keluar
dari penyakit sosial. Langsung atau tidak langsung, hal akan bersentuhan dengan
para Da’i dalam memberikan pencerahan,” tutur Menag seperti dalam rilis
Suryajagad.Net dari laman Kemenag.go.id, Senin (15/02/2016)
Kementerian Agama, lanjut Menag,
akan lebih serius dalam meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan di tingkat
keluarga. Menurutnya, keluarga adalah kelompok terkecil yang menjadi
banteng pengaruh globalisasi.
“Madrasah juga menjadi fokus kita
dalam membentengi generasi muda, membekali mereka dengan critical thingking
sehingga tidak mudah dipengaruhi faham faham yang tidak sesuai dengan Islam,”
tambahnya.
Kepada para dai, Menag
mengingatkan bahwa hakekat dakwah adalah mengajak ke jalan yang baik dan benar
dengan cara-cara yang benar, seperti Rasullullah mengajak umat dengan lemah
lembut.
Sebelumnya, Ketua IKADI,
Kyai Satori Ismail mengatakan bahwa Bangsa ini sangat membutuhkan siraman
ajaran Islam Rahmatan Lil’alamin sebagai penangkal radikalisme. Menurutnya,
para dai sangat dibutuhkan bangsa ini dalam mendukung pembangunan di bidang
keagamaan.
IKADI memiliki banyak
program dalam upaya membina umat, antara lain: majelis qur’an di seluruh
Indonesia yang diadakan setiap pekan. “Tantangan IKADI ke depan
adalah membentuk pesantren-pesantren,” terangnya. (Byaz)