Suryajagad.Net - Presiden Joko
Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Jokowi meresmikan Jalan Tol
Surabaya-Mojokerto (Sumo) seksi IV sepanjang 18,47 kilometer yang memanjang
dari Krian hingga Mojokerto. Dan nantinya masih akan ada 16,01 Km yang masih
dalam proses pengerjaan. Jalan Tol Surabaya-Mojokerto diharapkan dapat
beroperasi penuh pada tahun 2017.
Jalan Tol Sumo merupakan bagian
dari Tol Trans Jawa, yang terdiri dari empat seksi yaitu:
- Seksi IA : Waru-Sepanjang (2,3km) dan Seksi IB : Sepanjang–Western Ring Road (4,3km);
- Seksi II : Western Ring Road – Driyorejo (5,1km);
- Seksi III : Driyorejo – Krian (6,1km);
- Seksi IV : Krian – Mojokerto (18,47km).
- Seksi IA : Waru-Sepanjang (2,3km) dan Seksi IB : Sepanjang–Western Ring Road (4,3km);
- Seksi II : Western Ring Road – Driyorejo (5,1km);
- Seksi III : Driyorejo – Krian (6,1km);
- Seksi IV : Krian – Mojokerto (18,47km).
“Negara ingin berkonsentrasi pada
dua hal besar yaitu deregulasi dan pembangunan infrastruktur. Kita ingin fokus,
kita ingin konsentrasi disana. Deregulasi diperlukan agar ada kecepatan kita
dalam bertindak melaksanakan pembangunan,” kata Presiden Jokowi dalam
sambutannya di gerbang Tol Penompo yang ada di Kecamatan Jetis Kabupaten
Mojokerto. Dalam lansir laman Setkab.go.id, Sabtu (19/03/2016)
Menurut Presiden, terdapat 42.000
peraturan terdiri dari perpres, pp, permen, dan peraturan-peraturan lainnya.
Peraturan yang banyak ini menjerat pemerintah sehingga tidak mempunyai
kecepatan dalam bertindak di lapangan. Pemerintah segera akan menyederhanakan
agar semua dapat diputuskan, dikerjakan dengan cepat.
Indonesia, lanjut Presiden
Jokowi, terlambat dalam pembangunan infrastruktur oleh karena itu pemerintah
menargetkan dalam 5 tahun minimal telah terbangun Tol 1.000 km. Dari merdeka
sampai sekarang, 70 tahun, kita baru mempunyai 840 km, oleh sebab itu saya
bertarget kepada Bapak Menteri PU, 5 tahun minimal 1000 km,” ujar Presiden.
Proyek kedua yang diresmikan
Presiden Jokowi adalah Bendungan Nipah di Kabupaten Sampang, Madura. Bendungan
ini merupakan salah satu dari 65 bendungan yang akan dibangun pemerintah dalam
kurun waktu 2015-2019. Bendungan Nipah nantinya dapat mengairi sawah seluas
1.150 Ha, yang terdiri dari 925 Ha sawah baru yang merupakan pengembangan sawah
tadah hujan. Sisanya, seluas 225 Ha, merupakan areal sawah yang sudah ada.
Manfaat lain bendungan ini adalah sebagai konservasi sumber daya air, sebagai
obyek pariwisata dan untuk perikanan ikan tebar.
Seperti selalu disampaikan
Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur adalah faktor kunci untuk memenangi
persaingan ekonomi global karena itulah pemerintah terus meningkatkan fasilitas
infrastrukturnya di seluruh wilayah. Selain itu, infrastruktur juga diyakini
menjadi kunci untuk menekan biaya transportasi dan logistik sehingga dapat
menurunkan harga seluruh produk yang didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Presiden juga selalu menekankan pembangunan yang dilakukan harus bersifat
Indonesia-sentris.(Byaz)