Suryajagad.Net - Penyelenggaraan
event musabaqah hafalan Al-Quran bertujuan memberi motivasi kepada
masyarakat Asia Pasifik untuk lebih bersemangat dan mencintai dalam menghafal
al-Qur’an dan Hadits.
Hal ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan
pada penutupan Musabaqah Hafalan al-Qura’n dan Hadits (MHQH) Pangeran Sulthan
bin Abdul Aziz Alu Su’ud tingkat Asia Pasifik ke-7 di Istana Wapres, Jakarta,
Kamis (21/04/2016).
Hadir dalam kesempatan ini Wapres
Jusuf Kalla, Pangeran Khalid bin Sulthan bin Abdul Aziz Alu Su’ud, Duta Besar
Arab Saudi, para duta besar dan perwakilan negara sahabat, Ketua MPR Zulkifli
Hasan, Ketua DPR RI Ade Komaruddin dan para peserta Musabaqah dan
undangan.
Selain itu, MHQH penting
untuk menguatkan hubungan generasi muda Asia Pasifik dengan al-Qur’an dan
Hadits sebagai sumber ajaran Islam, baik secara ilmiah maupun alamiah.
Dikatakan Menag, MHQHjuga bertujuan eningkatkan kualitas pemehaman dan
pengamalan nilai-nilai al-Qur’an dan hadits serta berakhlaq qur’ani.
“(MHQH juga bertujuan)
Memelihara dan melindungi kemurnian aqidah Masyarakat Islam dari paham
keagamaan yang menyimpang, serta sarana mempererat persatuan dan kesatuan umat
dan bangsa dan mengokohkan jalinan persahabatan antarnegara, terutama di
kawasan Asia Pasifik,” jelas Menag.
Menag menyatakan, MHQH ini
kali diikuti oleh 150 peserta dari 25 negara dan 24 pendamping dari 24 negara. MHQH sendiri
berlangsung 18-20 April 2016 di Masjid Istiqlal Jakarta. Seperti dalam rilis
Suryajagad.net dari laman Kemenag.go.id, Kamis (21/04/2016)
“Alhamdulillah, minat peserta
yang mengikuti MHQH tersebut tiap tahun meningkat. Hal ini berdampak
positif bagi Umat Islam Tanah Air dan mengandung makna yang positif dalam
konteks hubungan antarbangsa” ungkap Menag.
Menag tak lupa berterima kasih
kepada Kerajaan Saudi atas kerjasama yang terjalin selama ini. “Semoga, kerja
sama ini terus terjalin dan semakin berkembang dalam bidang lainnya, untuk
perkembangan dan kemajuan Umat Islam,” harap Menag.
Menag berharap MHQH mampu
menjadi pendorong berkembangnya pendidikan al-Qur’an dan Hadits di Asia
Pasifik. Tidak sekedar menghafal, namun juga menggali dan mengeksplorasi
ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadits untk kemajuan masyarakat dan perdamaian dunia.
Menag melihat, kawasan Asia Pasifik sebagai kawasan “Jantung Perdamaian Dunia”
karena kawasan ini relatif stabil dan diharapkan terus menjaga ketahanan
geopolitiknya.
“Nantinya, para juara MHQH akan
berhaji bersama para juara MHQH tingkat Nasional yang diselenggarakan pada
Maret Lalu. Jika para pemenang menolak berhaji, maka akan mendapat ganti berupa
hadiah uang” imbuh Dubes. (Byaz)