Suryajagad.Net – Mbah Tarmi (65) semenjak
suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu, harus menjadi tulang punggung untuk
kedua buah hatinya. Supriyadi (40) anak pertama yang diharapkan mampu membantu
perekonomian keluarga tidak bisa berbuat banyak. Semenjak tahun 1993 silam
mengalami kecelakaan dan kaki kanan harus diamputasi. Sedangkan Sri Lestari (31)
anak nomer dua mengalami depresi.
Beban derita Mbah Tarmi (65) kian
bertambah, saat Sri Lestari (31) mengamuk, menyebabkan bocor kepala tetangga
dan harus mendapatkan perawatan medis secara intensif. Untuk menanggulangi agar
tidak ada korban berikutnya, tetangga sekitar berinisiatif membawa Sri
Lestari berobat. Namun karena keterbatasan informasi dan
pengalaman, kebuntuan solusi terjadi.
Sementara itu menurut Amin Surya ketua komunitas penggiat sosial Gerakan Ngawi Peduli (GNP), melakukan gentayangan di wilayah Desa Dero, Kecamatan Bringin-Ngawi. Mendapatkan informasi terkait gadis depresi mengamuk dan kakak kandung kaki kanan diamputasi. Segera menyambangi tempat tinggal penderita tersebut.
“Secara tidak langsung kami dari Gerakan Ngawi Peduli (GNP) bergentayangan di wilayah Desa Dero, Kecamatan Bringin – Ngawi. Mendapatkan informasi kondisi keluarga dari Mbah Tarmi (65) yang kedua anaknya membutuhkan bantuan segera, kami langsung menginvestigasi kebenaran informasi tersebut," terang Amin Surya Ketua Gerakan Ngawi Peduli. Selasa (03/05/2015)
Sementara itu menurut Amin Surya ketua komunitas penggiat sosial Gerakan Ngawi Peduli (GNP), melakukan gentayangan di wilayah Desa Dero, Kecamatan Bringin-Ngawi. Mendapatkan informasi terkait gadis depresi mengamuk dan kakak kandung kaki kanan diamputasi. Segera menyambangi tempat tinggal penderita tersebut.
“Secara tidak langsung kami dari Gerakan Ngawi Peduli (GNP) bergentayangan di wilayah Desa Dero, Kecamatan Bringin – Ngawi. Mendapatkan informasi kondisi keluarga dari Mbah Tarmi (65) yang kedua anaknya membutuhkan bantuan segera, kami langsung menginvestigasi kebenaran informasi tersebut," terang Amin Surya Ketua Gerakan Ngawi Peduli. Selasa (03/05/2015)
Lebih lanjut Amin Surya menuturkan, Supriadi anak pertama Mbah Tarmi kaki diamputasi karena kecelakaan 1993 silam. Sedangkan adiknya mengalami depresi. Setelah melakukan penjelasan dan kordinasi dengan keluarga maupun tetangga. langkah cepat kami putuskan membawa Sri Lestari berobat ke RSU dr.Soeroto Ngawi. Agar segera mendapat penanganan medis secara intensif dan berharap segera bisa kembali sembuh normal,” imbuhnya.
Selanjutnya kami dari Gerakan
Ngawi Peduli (GNP) kata Amin Surya, akan mengupayakan kaki palsu untuk
Supriyadi. Gerakan Ngawi Peduli terlahir dari kesederhanaan tercipta untuk
kebersamaan. Indahnya saling berbagi sambut senyum mereka esok hari. (Byaz)