Suryajagad.Net – Akibat curah hujan yang disertai angin kencang,
puluhan hektar tanaman padi siap panen di Desa Banjaransari, Padas, Ngawi
banyak yang roboh rata dengan tanah. Diprediksi membawa dampak merosotnya penghasilan hasil
panen. Sementara itu harga gabah kering panen (GKP) masih mencapai Rp 4.000/kg.
Dalam pantauan Suryajagad.Net, wilayah
yang terkena dampak curah hujan yang disertai angin meliputi, Desa Bendo,
Banjaransari, Mangunharjo dan sekitarnya. Kamis sore (02/06/2016)
Tanaman padi yang rata-rata siap
panen roboh. Meskipun menurun-Nya hasil panen, para petani masih beruntung,
dikarenakan tanaman padi mereka sudah laku terjual dengan sistem ditebas, saat
padi mulai menguning. Meskipun ada permainan para tengkulak memotong harga yang
telah disepakati.
Sistem tebas yang dilakukan para
tengkulak, membawa dampak negatif bagi warga masyarakat yang ingin turut serta
bekerja memanen. Rata-rata para tengkulak dari wilayah Nganjuk, Kediri membawa pekerja
sendiri. Panen raya yang seharusnya ikut menikmati, pekerja lokal hanya
kebagian sisa buliran padi yang jatuh dan mengais butiran-butiran gabah diantara
tumpukan jerami.
“Bagaimana lagi mau ikut bekerja
memanen sudah tidak bisa, yang memborong padi sudah membawa pekerja sendiri dari
wilayahnya masing-masing. Yang bisa dilakukan mengais butiran-butiran gabah diantara
tumpukan jerami,” tutur salaha satu pengais butiran padi yang enggan disebutkan
namanya.
Ada yang lebih Ironis, sebagian para tengkulak membawa seutuhnya tanaman padi tersebut. Mereka memotong tanam padi hampir separo batang dan dinaikan ke atas truk. Sehingga para petani lokal yang memiliki ternak hanya kebagian bontosan (dangkel) padi.(Byaz)
Ada yang lebih Ironis, sebagian para tengkulak membawa seutuhnya tanaman padi tersebut. Mereka memotong tanam padi hampir separo batang dan dinaikan ke atas truk. Sehingga para petani lokal yang memiliki ternak hanya kebagian bontosan (dangkel) padi.(Byaz)