Suryajagad.Net – Egoisme berawal dari sikap kikir. Orang yang tidak
mau mengerti kondisi orang lain, terlebih berbagi kepada yang membutuhkan
karena dirinya sibuk memikirkan dirinya sendiri. Sikap kikir menakutinya dengan
bayangan kekurangan. Karena dia berprinsif betapa susahnya mendapatkan harta tersebut. Pada akhirnya dia
tidak sempat memikirkan nasib orang lain. Pikianya dipenuhi dengan ke-aku-an.
Jika altruism adalah lawan egoism,
maka itsa lawan dari kikir. Tidak mudah memang lepas dari egoisme atau sikap
kikir. Bagi kita yang ingin menyuburkan altruisme dan meleburkan egoism,
langkap pertama yang harus dilakukan dengan memohon kehadirat Allah ta’ala
untuk dilindungi dari sifat tersebut.
Kedua, cobalah untuk berbagi
hal-hal kecil kepada orang lain. Meskipun tidak berarti bagi kita namun
usahakanlah langkah berbagi tersebut secara rutin. Bukan dari besar kecilnya
nominal untuk menumbuhkan rasa peduli. Namun berapapun nilainya usahakan untuk
mengokohkan niat hanya berharap ridho dari Allah ta’ala.
Pada dasarnya kita merupakan
makluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
Apalag hidup ditengah masyarakat harus saling menghormati, mengasihi dan peduli
terhadap berbagi macam keadaan disekitarnya.
Kepedulian bukan berarti
mencampuri urusan orang lain, akan tetapi lebih pada menyelesaikan permasalahan
orang lain yang berlandaskan tanpa pamrih. Peduli pada sesama terhadap
kehidupan bermasyarakat dimulai dari memberi bukan menerima.
Peduli untuk sesama tidak banyak
untuk saat ini dilakukan oleh banyak orang. Banyak yang merasakan makin sedikit
orang yang memilik rasa peduli untuk sesama. Cenderung menjadi individualistis
dan mementingkan diri sendiri. Berjiwa sosial dan senang membantu merupakan sebuah
ajaran universal dan diajarkan oelh semua Agama. Namun kepekaan untuk melakukan
itu semua membutuhkan proses melatih dan mendidik. (Byaz)