Suryajagad.Net - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap
pasangan calon dalam Pilkada 2017 dapat bersaing secara beradab. Salah satu
caranya adalah mengedepankan kampanye bersifat promotif (mengajak) ketimbang
konfrontatif (menyerang).
Alasannya, pilihan kampanye bersifat promotif akan menunjukkan tingginya
kualitas bangsa Indonesia dalam berdemokrasi. Dampaknya juga akan terasa lebih
baik. Rakyat bisa lebih jernih menilai visi-misi yang ditawarkan setiap
pasangan calon sehingga lebih obyektif dalam menentukan pilihan.
"Kita ini manusia Indonesia
yang beradab. Sehingga dalam pesta demokrasi seperti Pilkada pun, kita
hendaknya senantiasa menjaga sikap toleransi dan tenggang rasa atau tepo
seliro," kata Menag Lukman, di Jakarta, Seperti dalam rilisa Suryajagad.Net
dari laman Kemenag.go.id, Kamis (6/10/2016) kemaren.
Menurut Menag Lukman, pada
masyarakat Indonesia yang majemuk, isu SARA (Suku, Ras, Agama) memang sulit
dielakkan dari dinamika Pilkada. Dapat dimaklumi pula jika orang memilih
pasangan calon yang dianggapnya terbaik berdasarkan preferensi SARA. Di negara
yang demokratis, setiap orang berhak menentukan pilihan sesuai pandangan,
alasan, dan keyakinan masing-masing.
Namun, hendaknya isu SARA
terutama agama dapat dikemas secara lebih beradab agar tidak merusak
keharmonisan sesama anak bangsa. Ia mencontohkan, memanipulasi tafsir ayat
agama untuk menjelekkan calon tertentu merupakan tindakan yang rentan konflik.
Pernyataan yang melecehkan, menista, atau menjelekkan isi ayat suci juga
menandakan perbuatan tidak beradab.
"Saya meminta para paslon
dan tim suksesnya agar tidak mencederai keagungan agama dengan tindakan seperti
memanipulasi, menista, melecehkan, apalagi menjelek-jelekkan ajaran agama.
Jangan melakukan kampanye kotor, atau menggunakan agama untuk membenarkan
tindakan negatif," tegasnya.
Menag Lukman juga mengingatkan
pihak penyelenggara Pilkada agar lebih peka terhadap penggunaan isu agama.
"Jika ada pelanggaran terkait soal ini, sebaiknya segera ditangani. Gejala
yang dapat menurunkan kualitas Pilkada akibat konflik agama juga harus segera
diantisipasi," terangnya.
Dengan demikian, Menag Lukman berharap Pilkada 2017 diikuti rakyat sebagai proses kompetisi mencari pemimpin warga, dan bukan perang memperebutkan kekuasaan belaka. Dari proses yang berkualitas akan terpilih pemimpin yang lebih amanah dalam membawa kemajuan daerah. (Byaz)
Dengan demikian, Menag Lukman berharap Pilkada 2017 diikuti rakyat sebagai proses kompetisi mencari pemimpin warga, dan bukan perang memperebutkan kekuasaan belaka. Dari proses yang berkualitas akan terpilih pemimpin yang lebih amanah dalam membawa kemajuan daerah. (Byaz)