Suryajagad.Net - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali
mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk menanggapi perkembangan globalisasi
dengan bijak. Menurutnya, kemajuan tekhnologi informasi harus kita syukuri
sebagai sebuah nikmat. Karenanya, kita dengan mudah, cepat dan murah, mampu
mendapatkan banyak hal dari seluruh dunia.
"Informasi-informasi dengan
cepat menyebar seakan dunia ini kini tanpa batas, meski demikian, kita harus
waspada akan sisi negatif globalisasi ini. Kita butuh ketelitian, kearifan,
kebijaksanaan untuk mencerna informasi yang kita dapatkan, agar tidak tidak
terseret dalam permusuhan dan perpecahan," demikian disampaikan Menag saat
memberi sambutan pada Tabligh Akbar dan Peletakan Batu Pertama Ponpes Shohibul
Muslimin (Parmusi Center), Provinsi Banten,seperti dalam rilis Suryajagad.Net
dari laman Kemenag.go.id, Minggu(22/01/2017).
Dihadapan tokoh masyarakat dan
santri, Menag menceritakan kisah fitnatul qubro atau fitnah besar di mana
Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh karena
berita bohong (hoax). Sahabat Utsman misalnya, dibunuh oleh seorang muslim,
yang tidak sembarang muslim, bukan muslim awam, tapi seorang hafidz. Dia
tergerak sendiri, membunuh sendiri, karena berita hoax, di mana, Sahabat Utsman
diduga diisukan melalukan KKN, yakni nepotisme yang mementingkan familinya
saja, tanpa tabayyun atau klarifikasi atas berita tersebut," ujar Menag.
Menag melanjutkan, sahabat Ali
juga meninggal terbunu oleh muslim juga karena salah paham, oleh berita fitnah
tak berdasar. Dampaknya, kata Menag, karena beda tafsir lalu berimplikasi pada
perkembangan umat Islam hingga kini, baik dibidang syariah, aqidah, tasawuf dan
lain sebagainya.
Kunjungan kerja Menag ke Provinsi
Banten dalam rangka peletakan batu pembangunan Pondok Pesantren Shohibul
Muslimin yang berada di Tanjung Teja Kabupaten Serang. Ponpes tersebut akan
dibangun di ataslahan seluas 25 hektar yang bisa menampung kurang lebih 1.000
santri dengan model boarding school.
"Hingga saat ini, baru 4 Ha
yang kita bebaskan, tapi InsyaAllah akan berdiri di atas lahan seluas 25 Ha
yang bisa menampung sekitar 1.000 santri dengan model boarding school,"
terang Ketua Umum Parmusi Ustadz Usmah Hisyam.
Hisyam menyatakan, Ponpes ini
lebih mengedepankan kualitas. Program unggulannya adalah Tanfidz, dan bahasa,
baik Arab maupun Inggris.
Hadir dalam kesempatan tersebut,
Mantan Mensos yang juga mantan Ketum Parmusi, Buya Bachtiar Chamsyah, Ketua
Lembaga Dakwah Parmusi KH Syuhada Bahrri, Keluarga Besar Parmusi, Perwakilan
Pemprov Banten, Pemkab Kabupaten Serang dan masyarakat umum. Ikut mendampingi
Menag, Kakanwil Kemenag Banten A Bahari Syam dan Kakankemenag Kabupaten Serang.
(Byaz)